Sebab sarapan dapat membuat tubuh membakar lebih banyak kalori. Selain itu, sarapan juga membantu tubuh mengontrol gula darah lebih baik. Demikian disampaikan oleh peneliti dari The University of Bath, Inggris.
Seperti dikutip dari Times of India, Senin (15/2/2016), para peneliti mengamati perbandingan keseimbangan energi yang terjadi pada tubuh responden ketika mereka tak sarapan. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan mereka yang rutin sarapan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cegah Obesitas, Pilih Menu Tinggi Protein untuk Sarapan Anak
Mereka yang diberi sarapan mengalami dampak yang lebih kecil terhadap keinginan ngemil. Hasil lainnya menunjukkan bahwa mereka justru mengeluarkan lebih banyak energi, yakni sekitar 442 kalori. Mereka yang makan sarapan juga memiliki kontrol gula darah yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan.
"Temuan utama dari studi kami menunjukkan bahwa mereka yang terbiasa sarapan membakar lebih banyak kalori," ujar peneliti utama dari University of Bath, James Betts.
Lantas seperti apa menu sarapan yang dianjurkan? Dijelaskan ketua umum PERGIZI Pangan Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah bahwa sarapan harus memiliki kandungan gizi seimbang protein dan serat.
"Sarapan nggak cukup hanya kenyang saja. Harus terpenuhi kebutuhan zat gizinya karena selain otak, tubuh kita butuh energi untuk bekerja dan energi itu kita peroleh bukan hanya dari karbohidrat," kata Prof Hardin kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Sumber protein dapat diperoleh misalnya dari telur, tempe, susu, atau daging-dagingan. Sementara itu untuk serat dapat diperoleh dari buah-buahan, sayur, dan juga gandum utuh. (ajg/vit)











































