6 Kesalahan Orang Tua yang Diam-diam Bisa Merusak Gigi Anak

6 Kesalahan Orang Tua yang Diam-diam Bisa Merusak Gigi Anak

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Rabu, 29 Apr 2015 09:32 WIB
6 Kesalahan Orang Tua yang Diam-diam Bisa Merusak Gigi Anak
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Kesehatan gigi anak-anak sudah sepatutnya masih mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua. Namun sayangnya seringkali orang tua justru menjadi penyebab anak-anak mengalami kerusakan gigi sejak kecil.

Seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber pada Rabu (29/4/2015), berikut 6 kesalahan orang tua yang diam-diam bisa merusak kesehatan gigi anak:

1. Membiarkan anak sikat gigi sendiri

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Dengan alasan sibuk, orang tua kerap membiarkan anak menyikat giginya sendiri tanpa pengawasan. Padahal sebagian besar dari mereka mungkin belum memiliki keterampilan motorik untuk menyikat gigi secara efektif. Sampai usianya mencapai 8 tahun, sebaiknya orang tua mengawasi saat anak sedang menyikat gigi. Jangan lupa juga untuk memeriksa dan memastikan setiap permukaan setiap gigi yang disikat sudah bersih.

"Bukan berarti anak tidak ingin menyikat gigi dengan benar, kadang secara fisik mereka hanya belum mampu," ungkap Dr Edward H. Moody, Jr, dari American Academy of Pediatric Dentistry.

2. Membiarkan anak tertidur dengan botol susu

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Setelah anak tertidur, seringkali botol susunya masih 'menempel' di mulutnya dan tak diambil oleh orang tua dengan alasan takut sang anak terbangun. Padahal ini adalah cara termudah yang dapat membuat gigi anak rusak.

Kebiasaan ini membuat gula dan bakteri yang hinggap di mulut anak meningkat sepanjang waktu. Jangan lupa untuk secara rutin membersihkan mulut anak. Jika masih bayi maka gunakan kain kasa atau kain lembut.

3. Terlambat membawanya ke dokter gigi

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Kebanyakan orang tua baru membawa anaknya ke dokter gigi saat akan mencabut gigi susu atau ketika si anak mengalami sakit gigi. Padahal dianjurkan anak mulai dikenalkan dengan perawatan gigi secara rutin sedini mungkin. Jika memungkinkan, tak ada salahnya mulai memeriksakan kesehatan gigi anak di ulang tahun pertamanya, di mana saat itu gigi anak sudah mulai bermunculan.

4. Tak mengajarkan cara sikat gigi

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Orang tua berperan tinggi dalam mengenalkan bagaimana cara dan waktu menyikat gigi yang tepat pada anak. Misalnya mengingatkan anak untuk menyikat gigi atau berkumur setelah makan. Jika dibiasakan sejak dini, anak akan lebih mudah mengingat dan bisa lebih mudah membawa kebiasaan-kebiasaan sehat tersebut sampai dewasa.

5. Menganggap sepele rongga pada gigi

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Anda mungkin berpikir mengobati rongga pada gigi sebagai sesuatu yang mudah dan sepele, namun sebenarnya rongga pada gigi dapat memengaruhi kehidupan anak Anda sepanjang hidupnya. Alasannya, gigi yang sehat sejak bayi merupakan bekal penting yang diperlukan kelak untuk mempertahankan ruang giginya saat dewasa. Posisi gigi membantu memandu rahang sehingga dapat tumbuh dengan tepat.

Lagipula jika rongga pada gigi didiamkan begitu saja dan kemudian terinfeksi, hal itu dapat memengaruhi perkembangan gigi dan memicu abses. Rongga pada usia dini, terutama jika tidak diobati, juga dapat menyebabkan masalah dengan artikulasi berbicara, kurang tidur, dan bahkan penurunan kepercayaan diri.

6. Terlalu banyak memberikan jajanan manis

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Penyebab umum dari kerusakan gigi pada anak-anak dengan usia yang lebih tua adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis, misalnya camilan atau minuman kemasan. Dengan paparan manis dan asam sepanjang hari, maka tidak ada kesempatan bagi pH di mulut untuk seimbang. Biasakan anak untuk cermat dalam memilih camilan sehat dan yang tak merusak gigi sejak dini ya.
Halaman 2 dari 7
Dengan alasan sibuk, orang tua kerap membiarkan anak menyikat giginya sendiri tanpa pengawasan. Padahal sebagian besar dari mereka mungkin belum memiliki keterampilan motorik untuk menyikat gigi secara efektif. Sampai usianya mencapai 8 tahun, sebaiknya orang tua mengawasi saat anak sedang menyikat gigi. Jangan lupa juga untuk memeriksa dan memastikan setiap permukaan setiap gigi yang disikat sudah bersih.

"Bukan berarti anak tidak ingin menyikat gigi dengan benar, kadang secara fisik mereka hanya belum mampu," ungkap Dr Edward H. Moody, Jr, dari American Academy of Pediatric Dentistry.

Setelah anak tertidur, seringkali botol susunya masih 'menempel' di mulutnya dan tak diambil oleh orang tua dengan alasan takut sang anak terbangun. Padahal ini adalah cara termudah yang dapat membuat gigi anak rusak.

Kebiasaan ini membuat gula dan bakteri yang hinggap di mulut anak meningkat sepanjang waktu. Jangan lupa untuk secara rutin membersihkan mulut anak. Jika masih bayi maka gunakan kain kasa atau kain lembut.

Kebanyakan orang tua baru membawa anaknya ke dokter gigi saat akan mencabut gigi susu atau ketika si anak mengalami sakit gigi. Padahal dianjurkan anak mulai dikenalkan dengan perawatan gigi secara rutin sedini mungkin. Jika memungkinkan, tak ada salahnya mulai memeriksakan kesehatan gigi anak di ulang tahun pertamanya, di mana saat itu gigi anak sudah mulai bermunculan.

Orang tua berperan tinggi dalam mengenalkan bagaimana cara dan waktu menyikat gigi yang tepat pada anak. Misalnya mengingatkan anak untuk menyikat gigi atau berkumur setelah makan. Jika dibiasakan sejak dini, anak akan lebih mudah mengingat dan bisa lebih mudah membawa kebiasaan-kebiasaan sehat tersebut sampai dewasa.

Anda mungkin berpikir mengobati rongga pada gigi sebagai sesuatu yang mudah dan sepele, namun sebenarnya rongga pada gigi dapat memengaruhi kehidupan anak Anda sepanjang hidupnya. Alasannya, gigi yang sehat sejak bayi merupakan bekal penting yang diperlukan kelak untuk mempertahankan ruang giginya saat dewasa. Posisi gigi membantu memandu rahang sehingga dapat tumbuh dengan tepat.

Lagipula jika rongga pada gigi didiamkan begitu saja dan kemudian terinfeksi, hal itu dapat memengaruhi perkembangan gigi dan memicu abses. Rongga pada usia dini, terutama jika tidak diobati, juga dapat menyebabkan masalah dengan artikulasi berbicara, kurang tidur, dan bahkan penurunan kepercayaan diri.

Penyebab umum dari kerusakan gigi pada anak-anak dengan usia yang lebih tua adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis, misalnya camilan atau minuman kemasan. Dengan paparan manis dan asam sepanjang hari, maka tidak ada kesempatan bagi pH di mulut untuk seimbang. Biasakan anak untuk cermat dalam memilih camilan sehat dan yang tak merusak gigi sejak dini ya.

(Ajeng Anastasia Kinanti/AN Uyung Pramudiarja)

Berita Terkait