Sebuah penelitian di University Medical Center di Utrecht menunjukkan bahwa keguguran yang selalu berulang menandakan bahwa seorang perempuan terlalu subur. Dinding rahimnya terlalu 'bagus' sehingga setiap ada embrio pasti dipelihara meski mungkin tidak sempurna.
Dalam pemahaman orang awam, keguguran sering menyebabkan perasaan bersalah pada pihak perempuan. Karena janin gugur di awal-awal kehamilan, perempuan tersebut merasa seolah-olah tubuhnya menolak kehamilan dan karena itulah dirinya patut dipersalahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perempuan yang sering keguguran, rahimnya tidak pilih-pilih sehingga embrio yang tidak sempurna juga ditangkap dan dirawat. Hanya saja karena memang tidak sempurna, maka pertumbuhannya tidak lancar dan akhirnya gugur karena tidak mampu bertahan.
"Hanya sekitar 30 persen dari pembuahan normal yang akhirnya akan tumbuh jadi bayi, sisanya akan hilang pada awal-awal kehamilan. Untungnya sebagian besar tidak menyadarinya karena hal itu terjadi sebelum terlambat haid," kata Prof Macklon seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (24/8/2012).
Prof Macklon menyimpulkan hal itu setelah mengamati sejumlah perempuan di Princess Anne Hospital di Southampton. Saat dibandingkan, sel-sel rahim pada perempuan yang sering keguguran tampak lebih bagus dan lebih kuat dibandingkan perempuan kebanyakan.
(up/ir)











































