Perut Ibu Hamil Kecil, Janin yang Dikandung Pasti Kecil? Ah Belum Tentu

Perut Ibu Hamil Kecil, Janin yang Dikandung Pasti Kecil? Ah Belum Tentu

- detikHealth
Kamis, 10 Apr 2014 10:01 WIB
Perut Ibu Hamil Kecil, Janin yang Dikandung Pasti Kecil? Ah Belum Tentu
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Saat seorang perempuan sedang hamil, penampilan fisiknya tentu berubah. Hal itu yang terkadang membuat orang-orang di sekelilingnya memberikan perhatian lebih pada si ibu hamil. Semua diperhatikan, mulai dari bentuk tubuh, berat badan, pakaian yang dikenakan, dan tak terkecuali bentuk perut ibu hamil alias baby bump.

Terkadang omongan orang, apalagi yang nadanya negatif atau mempertanyakan, membuat ibu hamil stres. Maklum, dalam kondisi berbadan dua, ada perubahan-perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil. Terkadang perubahan itu membuat perempuan hamil menjadi sensitif. Apalagi jika kehamilan ini merupakan pengalaman pertama. Selain itu aneka mitos yang didengar dan dijejalkan membuat ibu hamil terkadang tidak sempat berpikir rasional dan menelannya mentah-mentah.

Berikut ini beberapa mitos tentang bentuk perut ibu hamil yang dikutip detikHealth dari berbagai sumber dan ditulis pada Kamis (10/4/2014):

ilustrasi (Foto: Thinkstock)

1. Perut Kecil, Janin Pasti Kecil

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Anda ingat saat Duchess of Cambridge, Kate Middleton, hamil? Baby bump-nya menjadi perhatian banyak media. Di usia kehamilan yang cukup tua, perut Kate tidak terlihat membelendung demikian besar. Bandingkan misalnya dengan Kim Kardashian dan Jessica Simpson di kehamilan pertama mereka.

Saat tiba waktu melahirkan, Kate melahirkan bayi dengan bobot 3,8 kg. Sedangkan Kim melahirkan putri mungilnya 5 minggu lebih awal dari tanggal persalinan yang diperkirakan, dan berat bayinya sekitar 2,5 kg. Sementara anak pertama Jessica saat lahir, bobotnya lebih dari 4 kg. Dengan demikian, tidak terbukti bukan, baby bump kecil pasti kelak akan melahirkan bayi yang kecil pula?

Menurut para pakar, baby bump yang tampak kecil bisa jadi karena bentuk tubuh perempuan itu sendiri yang memang ramping, lebih banyak ototnya ketimbang timbunan lemaknya. Simon Mehiga, konsultan bidan di RS Liverpool pernah mengatakan perut ibu hamil yang kecil umumnya terjadi pada saat kehamilan pertama. Yang lebih menjadi indikator besar kecilnya perut adalah bentuk tubuh perempuan itu dan tidak ada kaitannya dengan janin yang dikandung.

Namun kondisi ini bisa jadi berbeda di kehamilan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Bisa saja baby bump-nya lebih besar dari kehamilan sebelumnya. Hal senada diungkapkan Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary. Menurutnya, pada kehamilan pertama, khususnya pada perempuan yang sporty dan sering sit-up, otot perut cenderung masih kencang dan kuat sehingga perut tidak terlalu membuncit. Tak cuma itu, model pakaian yang dipakai ibu hamil juga terkadang menyamarkan ukuran baby bump yang sebenarnya.

"Jika Anda punya sedikit lemak di perut, maka baby bump yang kecil bisa terlihat lebih besar. Sedangkan jika Anda ramping, tidak akan terlalu menonjol. Hal semacam itu tidak memberikan perbedaan apapun terkait berat bayi saat lahir. Itu cuma penampakan perutnya saja," terang Dixon.

Mungkin saja menjelang kelahiran, ada perkembangan signifikan terkait ukuran perut ibu hamil. Namun ingat, tidak semua kondisi perut dan kehamilan itu sama, sehingga tidak bisa dipukul rata. Artinya, bisa jadi ada ibu hamil yang konsisten perutnya tidak akan 'melendung' besar hingga proses kelahiran, meskipun bayi yang dilahirkannya memiliki ukuran cukup besar.

1. Perut Kecil, Janin Pasti Kecil

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Anda ingat saat Duchess of Cambridge, Kate Middleton, hamil? Baby bump-nya menjadi perhatian banyak media. Di usia kehamilan yang cukup tua, perut Kate tidak terlihat membelendung demikian besar. Bandingkan misalnya dengan Kim Kardashian dan Jessica Simpson di kehamilan pertama mereka.

Saat tiba waktu melahirkan, Kate melahirkan bayi dengan bobot 3,8 kg. Sedangkan Kim melahirkan putri mungilnya 5 minggu lebih awal dari tanggal persalinan yang diperkirakan, dan berat bayinya sekitar 2,5 kg. Sementara anak pertama Jessica saat lahir, bobotnya lebih dari 4 kg. Dengan demikian, tidak terbukti bukan, baby bump kecil pasti kelak akan melahirkan bayi yang kecil pula?

Menurut para pakar, baby bump yang tampak kecil bisa jadi karena bentuk tubuh perempuan itu sendiri yang memang ramping, lebih banyak ototnya ketimbang timbunan lemaknya. Simon Mehiga, konsultan bidan di RS Liverpool pernah mengatakan perut ibu hamil yang kecil umumnya terjadi pada saat kehamilan pertama. Yang lebih menjadi indikator besar kecilnya perut adalah bentuk tubuh perempuan itu dan tidak ada kaitannya dengan janin yang dikandung.

Namun kondisi ini bisa jadi berbeda di kehamilan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Bisa saja baby bump-nya lebih besar dari kehamilan sebelumnya. Hal senada diungkapkan Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary. Menurutnya, pada kehamilan pertama, khususnya pada perempuan yang sporty dan sering sit-up, otot perut cenderung masih kencang dan kuat sehingga perut tidak terlalu membuncit. Tak cuma itu, model pakaian yang dipakai ibu hamil juga terkadang menyamarkan ukuran baby bump yang sebenarnya.

"Jika Anda punya sedikit lemak di perut, maka baby bump yang kecil bisa terlihat lebih besar. Sedangkan jika Anda ramping, tidak akan terlalu menonjol. Hal semacam itu tidak memberikan perbedaan apapun terkait berat bayi saat lahir. Itu cuma penampakan perutnya saja," terang Dixon.

Mungkin saja menjelang kelahiran, ada perkembangan signifikan terkait ukuran perut ibu hamil. Namun ingat, tidak semua kondisi perut dan kehamilan itu sama, sehingga tidak bisa dipukul rata. Artinya, bisa jadi ada ibu hamil yang konsisten perutnya tidak akan 'melendung' besar hingga proses kelahiran, meskipun bayi yang dilahirkannya memiliki ukuran cukup besar.

2. Perut 'Mancung' Pertanda Hamil Janin Laki-laki

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mitos lainnya adalah keterkaitan bentuk perut ibu hamil dengan jenis kelamin janin yang sedang di kandungnya. Konon jika janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki maka bentuk perut sang ibu 'mancung' alias lebih maju ke depan seperti ujung telur. Sedangkan jika janin yang dikandung perempuan maka bentuk perut ibu hamil lebih bulat atau melebar.

Padahal bentuk perut ibu hamil tidak ada kaitannya sama sekali dengan jenis kelamin bayi. "Bentuk perut saat hamil terkait dengan bentuk tubuh Anda dan bukan terkait dengan jenis kelamin bayi dalam rahim," terang praktisi kesehatan, dr Miriam Stoppard, dalam blognya.

Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary, menyebut terkadang posisi bayi di dalam rahim juga mempengaruhi penampakan baby bump. Jika punggung janin di depan, maka lengan dan kakinya kurang tampak, sehingga bentuk baby bump 'lebih rapi'. Sedangkan jika janin membelakangi sang ibu, maka lengan dan kakinya kerap 'mencuat'.

"Ini yang saya lihat di klinik saya," ucap Dixon.

2. Perut 'Mancung' Pertanda Hamil Janin Laki-laki

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mitos lainnya adalah keterkaitan bentuk perut ibu hamil dengan jenis kelamin janin yang sedang di kandungnya. Konon jika janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki maka bentuk perut sang ibu 'mancung' alias lebih maju ke depan seperti ujung telur. Sedangkan jika janin yang dikandung perempuan maka bentuk perut ibu hamil lebih bulat atau melebar.

Padahal bentuk perut ibu hamil tidak ada kaitannya sama sekali dengan jenis kelamin bayi. "Bentuk perut saat hamil terkait dengan bentuk tubuh Anda dan bukan terkait dengan jenis kelamin bayi dalam rahim," terang praktisi kesehatan, dr Miriam Stoppard, dalam blognya.

Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary, menyebut terkadang posisi bayi di dalam rahim juga mempengaruhi penampakan baby bump. Jika punggung janin di depan, maka lengan dan kakinya kurang tampak, sehingga bentuk baby bump 'lebih rapi'. Sedangkan jika janin membelakangi sang ibu, maka lengan dan kakinya kerap 'mencuat'.

"Ini yang saya lihat di klinik saya," ucap Dixon.

3. Perut Membuncit di Bawah, Pertanda Hamil Janin Perempuan

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mitos terkait jenis kelamin janin dari bentuk perut tidak cuma soal 'mancung' atau lebar membulat saja. Banyak orang mengatakan jika perut ibu hamil terlihat membuncit di atas artinya sedang hamil janin laki-laki. Sebaliknya, jika perut ibu hamil tampak lebih membuncit di bawah, maka bayinya perempuan.

Janin laki-laki atau perempuan tidak dipengaruhi tinggi atau rendahnya perut ibu hamil. Kondisi semacam ini tergantung pada beberapa faktor. Jika kehamilan Anda tampak tinggi atau membuncit di perut atas, bisa jadi ini karena otot perut Anda dalam keadaan yang baik. Jika otot sudah tidak sekencang sebelumnya, bisa jadi posisi buncit perut Anda menjadi lebih rendah.

Ini juga tergantung pada posisi bayi dalam kandungan. Pada saat Anda mendekati tanggal persalinan, biasanya janin akan berada di posisi lebih rendah ke panggul Anda.

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan di jurnal Birth menunjukkan dari 104 perempuan hamil sama sekali ukuran perutnya terkait dengan jenis kelamin bayi mereka. Jadi, jika ada orang lain yang ingin menebak-nebak jenis kelamin bayi Anda dengan melihat bentuk perut Anda, biarkan saja. Mereka ingin ikut bergembira bersama Anda menyambut kelahiran si buah hati.

3. Perut Membuncit di Bawah, Pertanda Hamil Janin Perempuan

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mitos terkait jenis kelamin janin dari bentuk perut tidak cuma soal 'mancung' atau lebar membulat saja. Banyak orang mengatakan jika perut ibu hamil terlihat membuncit di atas artinya sedang hamil janin laki-laki. Sebaliknya, jika perut ibu hamil tampak lebih membuncit di bawah, maka bayinya perempuan.

Janin laki-laki atau perempuan tidak dipengaruhi tinggi atau rendahnya perut ibu hamil. Kondisi semacam ini tergantung pada beberapa faktor. Jika kehamilan Anda tampak tinggi atau membuncit di perut atas, bisa jadi ini karena otot perut Anda dalam keadaan yang baik. Jika otot sudah tidak sekencang sebelumnya, bisa jadi posisi buncit perut Anda menjadi lebih rendah.

Ini juga tergantung pada posisi bayi dalam kandungan. Pada saat Anda mendekati tanggal persalinan, biasanya janin akan berada di posisi lebih rendah ke panggul Anda.

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan di jurnal Birth menunjukkan dari 104 perempuan hamil sama sekali ukuran perutnya terkait dengan jenis kelamin bayi mereka. Jadi, jika ada orang lain yang ingin menebak-nebak jenis kelamin bayi Anda dengan melihat bentuk perut Anda, biarkan saja. Mereka ingin ikut bergembira bersama Anda menyambut kelahiran si buah hati.

4. Stretch Mark Tak Muncul di Kehamilan 5 Bulan, Aman?

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Stretch mark adalah salah satu yang paling dikhawatirkan perempuan hamil. Bagaimana tidak? Guratan-guratan halus di sekitar perut tentu akan mengurangi kecantikan kulitnya. Konon jika ibu hamil di usia 5 bulan sama sekali tidak melihat adanya stretch mark, maka hingga dia melahirkan akan aman dari stretch mark. Benarkah?

Jika saat ini Anda sedang hamil dan tidak tampak adanya stretch mark di sekitar perut Anda, maka kami ucapkan selamat. Namun jangan buru-buru senang dulu. Sebab bisa jadi hal itu muncul di usia kehamilan selanjutnya. Sebab banyak perempuan yang mendapat stretch mark saat hamil di usia 6-9 bulan. Masalah ini umum terjadi karena pada saat hamil, perempuan akan mengalami pertambahan berat badan dan ada ketegangan di kulitnya. Minyak alami kulit yang diproduksi untuk melembabkan kulit bersaing ketat dengan perkembangan cepat di tubuh Anda.

Ada juga yang mengatakan bahwa perempuan berkulit gelap cenderung lebih mudah memiliki stretch mark. Ini salah besar. Sebab stretch mark tidak akan memandang warna kulit. Kulit yang kering dan kurang lembab, warna gelap maupun terang, akan menjadi sasaran empuk stretch mark.

Mitos lain mengatakan jika ibu Anda tidak memiliki stretch mark saat hamil, maka Anda pun demikian. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Ketimbang percaya mitos-mitos semacam itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah terjadinya stretch mark saat hamil.

4. Stretch Mark Tak Muncul di Kehamilan 5 Bulan, Aman?

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Stretch mark adalah salah satu yang paling dikhawatirkan perempuan hamil. Bagaimana tidak? Guratan-guratan halus di sekitar perut tentu akan mengurangi kecantikan kulitnya. Konon jika ibu hamil di usia 5 bulan sama sekali tidak melihat adanya stretch mark, maka hingga dia melahirkan akan aman dari stretch mark. Benarkah?

Jika saat ini Anda sedang hamil dan tidak tampak adanya stretch mark di sekitar perut Anda, maka kami ucapkan selamat. Namun jangan buru-buru senang dulu. Sebab bisa jadi hal itu muncul di usia kehamilan selanjutnya. Sebab banyak perempuan yang mendapat stretch mark saat hamil di usia 6-9 bulan. Masalah ini umum terjadi karena pada saat hamil, perempuan akan mengalami pertambahan berat badan dan ada ketegangan di kulitnya. Minyak alami kulit yang diproduksi untuk melembabkan kulit bersaing ketat dengan perkembangan cepat di tubuh Anda.

Ada juga yang mengatakan bahwa perempuan berkulit gelap cenderung lebih mudah memiliki stretch mark. Ini salah besar. Sebab stretch mark tidak akan memandang warna kulit. Kulit yang kering dan kurang lembab, warna gelap maupun terang, akan menjadi sasaran empuk stretch mark.

Mitos lain mengatakan jika ibu Anda tidak memiliki stretch mark saat hamil, maka Anda pun demikian. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Ketimbang percaya mitos-mitos semacam itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah terjadinya stretch mark saat hamil.

5. Kehamilan Besar, Melahirkan Pasti Sulit?

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
'Waduh besar sekali perutnya. Hati-hati lho nanti sulit saat melahirkan'. Kalimat ini kerap didengar saat seseorang mengomentari perut ibu hamil yang tampak besar. Hmm, perut kecil dikomentari nada negatif, perut besar juga mendapat perlakuan serupa. Jika kebetulan perut Anda tampak besar saat hamil, jangan buru-buru takut dan khawatir bila mendengar komentar semacam itu.

Ingat, ukuran perut ibu hamil tidak bisa memprediksi dengan sempurna berat badan janin. Perut yang besar saat hamil bisa jadi merupakan hasil dari otot yang kendur, kenaikan badan di atas rata-rata, atau karena jumlah cairan ketuban ekstra.

Perut ibu hamil yang kecil atau ukuran bayi yang kecil juga tidak menjamin proses kelahiran akan lebih mudah. Ada bayi berbobot 2,3 kg yang sulit dilahirkan secara normal, sehingga harus ditempuh operasi caesar. Namun ada juga bayi berbobot lebih dari 3,5 kg yang lahir mudah dengan proses normal. Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang harus melahirkan secara caesar atau bisa melahirkan dengan normal.

Jadi jangan coba-coba menurunkan berat badan Anda sendiri pada saat hamil. Konsultasikan semua dengan dokter kandungan Anda, sebab dokter Andalah yang lebih tahu ukuran normal dan tidak normal pertambahan berat badan Anda dan ukuran si kecil dalam rahim Anda.

5. Kehamilan Besar, Melahirkan Pasti Sulit?

ilustrasi (Foto: Thinkstock)
'Waduh besar sekali perutnya. Hati-hati lho nanti sulit saat melahirkan'. Kalimat ini kerap didengar saat seseorang mengomentari perut ibu hamil yang tampak besar. Hmm, perut kecil dikomentari nada negatif, perut besar juga mendapat perlakuan serupa. Jika kebetulan perut Anda tampak besar saat hamil, jangan buru-buru takut dan khawatir bila mendengar komentar semacam itu.

Ingat, ukuran perut ibu hamil tidak bisa memprediksi dengan sempurna berat badan janin. Perut yang besar saat hamil bisa jadi merupakan hasil dari otot yang kendur, kenaikan badan di atas rata-rata, atau karena jumlah cairan ketuban ekstra.

Perut ibu hamil yang kecil atau ukuran bayi yang kecil juga tidak menjamin proses kelahiran akan lebih mudah. Ada bayi berbobot 2,3 kg yang sulit dilahirkan secara normal, sehingga harus ditempuh operasi caesar. Namun ada juga bayi berbobot lebih dari 3,5 kg yang lahir mudah dengan proses normal. Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang harus melahirkan secara caesar atau bisa melahirkan dengan normal.

Jadi jangan coba-coba menurunkan berat badan Anda sendiri pada saat hamil. Konsultasikan semua dengan dokter kandungan Anda, sebab dokter Andalah yang lebih tahu ukuran normal dan tidak normal pertambahan berat badan Anda dan ukuran si kecil dalam rahim Anda.
Halaman 2 dari 12
Anda ingat saat Duchess of Cambridge, Kate Middleton, hamil? Baby bump-nya menjadi perhatian banyak media. Di usia kehamilan yang cukup tua, perut Kate tidak terlihat membelendung demikian besar. Bandingkan misalnya dengan Kim Kardashian dan Jessica Simpson di kehamilan pertama mereka.

Saat tiba waktu melahirkan, Kate melahirkan bayi dengan bobot 3,8 kg. Sedangkan Kim melahirkan putri mungilnya 5 minggu lebih awal dari tanggal persalinan yang diperkirakan, dan berat bayinya sekitar 2,5 kg. Sementara anak pertama Jessica saat lahir, bobotnya lebih dari 4 kg. Dengan demikian, tidak terbukti bukan, baby bump kecil pasti kelak akan melahirkan bayi yang kecil pula?

Menurut para pakar, baby bump yang tampak kecil bisa jadi karena bentuk tubuh perempuan itu sendiri yang memang ramping, lebih banyak ototnya ketimbang timbunan lemaknya. Simon Mehiga, konsultan bidan di RS Liverpool pernah mengatakan perut ibu hamil yang kecil umumnya terjadi pada saat kehamilan pertama. Yang lebih menjadi indikator besar kecilnya perut adalah bentuk tubuh perempuan itu dan tidak ada kaitannya dengan janin yang dikandung.

Namun kondisi ini bisa jadi berbeda di kehamilan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Bisa saja baby bump-nya lebih besar dari kehamilan sebelumnya. Hal senada diungkapkan Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary. Menurutnya, pada kehamilan pertama, khususnya pada perempuan yang sporty dan sering sit-up, otot perut cenderung masih kencang dan kuat sehingga perut tidak terlalu membuncit. Tak cuma itu, model pakaian yang dipakai ibu hamil juga terkadang menyamarkan ukuran baby bump yang sebenarnya.

"Jika Anda punya sedikit lemak di perut, maka baby bump yang kecil bisa terlihat lebih besar. Sedangkan jika Anda ramping, tidak akan terlalu menonjol. Hal semacam itu tidak memberikan perbedaan apapun terkait berat bayi saat lahir. Itu cuma penampakan perutnya saja," terang Dixon.

Mungkin saja menjelang kelahiran, ada perkembangan signifikan terkait ukuran perut ibu hamil. Namun ingat, tidak semua kondisi perut dan kehamilan itu sama, sehingga tidak bisa dipukul rata. Artinya, bisa jadi ada ibu hamil yang konsisten perutnya tidak akan 'melendung' besar hingga proses kelahiran, meskipun bayi yang dilahirkannya memiliki ukuran cukup besar.

Anda ingat saat Duchess of Cambridge, Kate Middleton, hamil? Baby bump-nya menjadi perhatian banyak media. Di usia kehamilan yang cukup tua, perut Kate tidak terlihat membelendung demikian besar. Bandingkan misalnya dengan Kim Kardashian dan Jessica Simpson di kehamilan pertama mereka.

Saat tiba waktu melahirkan, Kate melahirkan bayi dengan bobot 3,8 kg. Sedangkan Kim melahirkan putri mungilnya 5 minggu lebih awal dari tanggal persalinan yang diperkirakan, dan berat bayinya sekitar 2,5 kg. Sementara anak pertama Jessica saat lahir, bobotnya lebih dari 4 kg. Dengan demikian, tidak terbukti bukan, baby bump kecil pasti kelak akan melahirkan bayi yang kecil pula?

Menurut para pakar, baby bump yang tampak kecil bisa jadi karena bentuk tubuh perempuan itu sendiri yang memang ramping, lebih banyak ototnya ketimbang timbunan lemaknya. Simon Mehiga, konsultan bidan di RS Liverpool pernah mengatakan perut ibu hamil yang kecil umumnya terjadi pada saat kehamilan pertama. Yang lebih menjadi indikator besar kecilnya perut adalah bentuk tubuh perempuan itu dan tidak ada kaitannya dengan janin yang dikandung.

Namun kondisi ini bisa jadi berbeda di kehamilan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Bisa saja baby bump-nya lebih besar dari kehamilan sebelumnya. Hal senada diungkapkan Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary. Menurutnya, pada kehamilan pertama, khususnya pada perempuan yang sporty dan sering sit-up, otot perut cenderung masih kencang dan kuat sehingga perut tidak terlalu membuncit. Tak cuma itu, model pakaian yang dipakai ibu hamil juga terkadang menyamarkan ukuran baby bump yang sebenarnya.

"Jika Anda punya sedikit lemak di perut, maka baby bump yang kecil bisa terlihat lebih besar. Sedangkan jika Anda ramping, tidak akan terlalu menonjol. Hal semacam itu tidak memberikan perbedaan apapun terkait berat bayi saat lahir. Itu cuma penampakan perutnya saja," terang Dixon.

Mungkin saja menjelang kelahiran, ada perkembangan signifikan terkait ukuran perut ibu hamil. Namun ingat, tidak semua kondisi perut dan kehamilan itu sama, sehingga tidak bisa dipukul rata. Artinya, bisa jadi ada ibu hamil yang konsisten perutnya tidak akan 'melendung' besar hingga proses kelahiran, meskipun bayi yang dilahirkannya memiliki ukuran cukup besar.

Mitos lainnya adalah keterkaitan bentuk perut ibu hamil dengan jenis kelamin janin yang sedang di kandungnya. Konon jika janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki maka bentuk perut sang ibu 'mancung' alias lebih maju ke depan seperti ujung telur. Sedangkan jika janin yang dikandung perempuan maka bentuk perut ibu hamil lebih bulat atau melebar.

Padahal bentuk perut ibu hamil tidak ada kaitannya sama sekali dengan jenis kelamin bayi. "Bentuk perut saat hamil terkait dengan bentuk tubuh Anda dan bukan terkait dengan jenis kelamin bayi dalam rahim," terang praktisi kesehatan, dr Miriam Stoppard, dalam blognya.

Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary, menyebut terkadang posisi bayi di dalam rahim juga mempengaruhi penampakan baby bump. Jika punggung janin di depan, maka lengan dan kakinya kurang tampak, sehingga bentuk baby bump 'lebih rapi'. Sedangkan jika janin membelakangi sang ibu, maka lengan dan kakinya kerap 'mencuat'.

"Ini yang saya lihat di klinik saya," ucap Dixon.

Mitos lainnya adalah keterkaitan bentuk perut ibu hamil dengan jenis kelamin janin yang sedang di kandungnya. Konon jika janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki maka bentuk perut sang ibu 'mancung' alias lebih maju ke depan seperti ujung telur. Sedangkan jika janin yang dikandung perempuan maka bentuk perut ibu hamil lebih bulat atau melebar.

Padahal bentuk perut ibu hamil tidak ada kaitannya sama sekali dengan jenis kelamin bayi. "Bentuk perut saat hamil terkait dengan bentuk tubuh Anda dan bukan terkait dengan jenis kelamin bayi dalam rahim," terang praktisi kesehatan, dr Miriam Stoppard, dalam blognya.

Malcolm Dixon, dokter kandungan dan ginekolog di Rochdale Infirmary, menyebut terkadang posisi bayi di dalam rahim juga mempengaruhi penampakan baby bump. Jika punggung janin di depan, maka lengan dan kakinya kurang tampak, sehingga bentuk baby bump 'lebih rapi'. Sedangkan jika janin membelakangi sang ibu, maka lengan dan kakinya kerap 'mencuat'.

"Ini yang saya lihat di klinik saya," ucap Dixon.

Mitos terkait jenis kelamin janin dari bentuk perut tidak cuma soal 'mancung' atau lebar membulat saja. Banyak orang mengatakan jika perut ibu hamil terlihat membuncit di atas artinya sedang hamil janin laki-laki. Sebaliknya, jika perut ibu hamil tampak lebih membuncit di bawah, maka bayinya perempuan.

Janin laki-laki atau perempuan tidak dipengaruhi tinggi atau rendahnya perut ibu hamil. Kondisi semacam ini tergantung pada beberapa faktor. Jika kehamilan Anda tampak tinggi atau membuncit di perut atas, bisa jadi ini karena otot perut Anda dalam keadaan yang baik. Jika otot sudah tidak sekencang sebelumnya, bisa jadi posisi buncit perut Anda menjadi lebih rendah.

Ini juga tergantung pada posisi bayi dalam kandungan. Pada saat Anda mendekati tanggal persalinan, biasanya janin akan berada di posisi lebih rendah ke panggul Anda.

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan di jurnal Birth menunjukkan dari 104 perempuan hamil sama sekali ukuran perutnya terkait dengan jenis kelamin bayi mereka. Jadi, jika ada orang lain yang ingin menebak-nebak jenis kelamin bayi Anda dengan melihat bentuk perut Anda, biarkan saja. Mereka ingin ikut bergembira bersama Anda menyambut kelahiran si buah hati.

Mitos terkait jenis kelamin janin dari bentuk perut tidak cuma soal 'mancung' atau lebar membulat saja. Banyak orang mengatakan jika perut ibu hamil terlihat membuncit di atas artinya sedang hamil janin laki-laki. Sebaliknya, jika perut ibu hamil tampak lebih membuncit di bawah, maka bayinya perempuan.

Janin laki-laki atau perempuan tidak dipengaruhi tinggi atau rendahnya perut ibu hamil. Kondisi semacam ini tergantung pada beberapa faktor. Jika kehamilan Anda tampak tinggi atau membuncit di perut atas, bisa jadi ini karena otot perut Anda dalam keadaan yang baik. Jika otot sudah tidak sekencang sebelumnya, bisa jadi posisi buncit perut Anda menjadi lebih rendah.

Ini juga tergantung pada posisi bayi dalam kandungan. Pada saat Anda mendekati tanggal persalinan, biasanya janin akan berada di posisi lebih rendah ke panggul Anda.

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan di jurnal Birth menunjukkan dari 104 perempuan hamil sama sekali ukuran perutnya terkait dengan jenis kelamin bayi mereka. Jadi, jika ada orang lain yang ingin menebak-nebak jenis kelamin bayi Anda dengan melihat bentuk perut Anda, biarkan saja. Mereka ingin ikut bergembira bersama Anda menyambut kelahiran si buah hati.

Stretch mark adalah salah satu yang paling dikhawatirkan perempuan hamil. Bagaimana tidak? Guratan-guratan halus di sekitar perut tentu akan mengurangi kecantikan kulitnya. Konon jika ibu hamil di usia 5 bulan sama sekali tidak melihat adanya stretch mark, maka hingga dia melahirkan akan aman dari stretch mark. Benarkah?

Jika saat ini Anda sedang hamil dan tidak tampak adanya stretch mark di sekitar perut Anda, maka kami ucapkan selamat. Namun jangan buru-buru senang dulu. Sebab bisa jadi hal itu muncul di usia kehamilan selanjutnya. Sebab banyak perempuan yang mendapat stretch mark saat hamil di usia 6-9 bulan. Masalah ini umum terjadi karena pada saat hamil, perempuan akan mengalami pertambahan berat badan dan ada ketegangan di kulitnya. Minyak alami kulit yang diproduksi untuk melembabkan kulit bersaing ketat dengan perkembangan cepat di tubuh Anda.

Ada juga yang mengatakan bahwa perempuan berkulit gelap cenderung lebih mudah memiliki stretch mark. Ini salah besar. Sebab stretch mark tidak akan memandang warna kulit. Kulit yang kering dan kurang lembab, warna gelap maupun terang, akan menjadi sasaran empuk stretch mark.

Mitos lain mengatakan jika ibu Anda tidak memiliki stretch mark saat hamil, maka Anda pun demikian. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Ketimbang percaya mitos-mitos semacam itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah terjadinya stretch mark saat hamil.

Stretch mark adalah salah satu yang paling dikhawatirkan perempuan hamil. Bagaimana tidak? Guratan-guratan halus di sekitar perut tentu akan mengurangi kecantikan kulitnya. Konon jika ibu hamil di usia 5 bulan sama sekali tidak melihat adanya stretch mark, maka hingga dia melahirkan akan aman dari stretch mark. Benarkah?

Jika saat ini Anda sedang hamil dan tidak tampak adanya stretch mark di sekitar perut Anda, maka kami ucapkan selamat. Namun jangan buru-buru senang dulu. Sebab bisa jadi hal itu muncul di usia kehamilan selanjutnya. Sebab banyak perempuan yang mendapat stretch mark saat hamil di usia 6-9 bulan. Masalah ini umum terjadi karena pada saat hamil, perempuan akan mengalami pertambahan berat badan dan ada ketegangan di kulitnya. Minyak alami kulit yang diproduksi untuk melembabkan kulit bersaing ketat dengan perkembangan cepat di tubuh Anda.

Ada juga yang mengatakan bahwa perempuan berkulit gelap cenderung lebih mudah memiliki stretch mark. Ini salah besar. Sebab stretch mark tidak akan memandang warna kulit. Kulit yang kering dan kurang lembab, warna gelap maupun terang, akan menjadi sasaran empuk stretch mark.

Mitos lain mengatakan jika ibu Anda tidak memiliki stretch mark saat hamil, maka Anda pun demikian. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Ketimbang percaya mitos-mitos semacam itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah terjadinya stretch mark saat hamil.

'Waduh besar sekali perutnya. Hati-hati lho nanti sulit saat melahirkan'. Kalimat ini kerap didengar saat seseorang mengomentari perut ibu hamil yang tampak besar. Hmm, perut kecil dikomentari nada negatif, perut besar juga mendapat perlakuan serupa. Jika kebetulan perut Anda tampak besar saat hamil, jangan buru-buru takut dan khawatir bila mendengar komentar semacam itu.

Ingat, ukuran perut ibu hamil tidak bisa memprediksi dengan sempurna berat badan janin. Perut yang besar saat hamil bisa jadi merupakan hasil dari otot yang kendur, kenaikan badan di atas rata-rata, atau karena jumlah cairan ketuban ekstra.

Perut ibu hamil yang kecil atau ukuran bayi yang kecil juga tidak menjamin proses kelahiran akan lebih mudah. Ada bayi berbobot 2,3 kg yang sulit dilahirkan secara normal, sehingga harus ditempuh operasi caesar. Namun ada juga bayi berbobot lebih dari 3,5 kg yang lahir mudah dengan proses normal. Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang harus melahirkan secara caesar atau bisa melahirkan dengan normal.

Jadi jangan coba-coba menurunkan berat badan Anda sendiri pada saat hamil. Konsultasikan semua dengan dokter kandungan Anda, sebab dokter Andalah yang lebih tahu ukuran normal dan tidak normal pertambahan berat badan Anda dan ukuran si kecil dalam rahim Anda.

'Waduh besar sekali perutnya. Hati-hati lho nanti sulit saat melahirkan'. Kalimat ini kerap didengar saat seseorang mengomentari perut ibu hamil yang tampak besar. Hmm, perut kecil dikomentari nada negatif, perut besar juga mendapat perlakuan serupa. Jika kebetulan perut Anda tampak besar saat hamil, jangan buru-buru takut dan khawatir bila mendengar komentar semacam itu.

Ingat, ukuran perut ibu hamil tidak bisa memprediksi dengan sempurna berat badan janin. Perut yang besar saat hamil bisa jadi merupakan hasil dari otot yang kendur, kenaikan badan di atas rata-rata, atau karena jumlah cairan ketuban ekstra.

Perut ibu hamil yang kecil atau ukuran bayi yang kecil juga tidak menjamin proses kelahiran akan lebih mudah. Ada bayi berbobot 2,3 kg yang sulit dilahirkan secara normal, sehingga harus ditempuh operasi caesar. Namun ada juga bayi berbobot lebih dari 3,5 kg yang lahir mudah dengan proses normal. Ada banyak kondisi yang menyebabkan seseorang harus melahirkan secara caesar atau bisa melahirkan dengan normal.

Jadi jangan coba-coba menurunkan berat badan Anda sendiri pada saat hamil. Konsultasikan semua dengan dokter kandungan Anda, sebab dokter Andalah yang lebih tahu ukuran normal dan tidak normal pertambahan berat badan Anda dan ukuran si kecil dalam rahim Anda.

(vit/vit)

Berita Terkait