"Wanita yang secara alami mengandung di usia 30 atau 40-an sering terganggu dengan kekhawatiran terhadap risiko kesehatan yang bisa terjadi pada mereka atau bayinya," kata Associate Professor di Victoria University, Mary Carolan.
Menurut Carolan, ketakutan berlebihan yang dirasakan ibu hamil bisa menimbulkan tekanan batin yang lebih tinggi. Sebelum menjadi peneliti akademik, Carolan bekerja sebagai bidan selama bertahun-tahun. Ia mengatakan kegelisahan wanita usia di atas 30 tahun selama mengandung sering dipicu rentetan informasi tentang faktor risiko yang bisa mengintai ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu risiko yang paling dikenal terkait usia ibu saat hamil adalah risiko sindrom Down di mana bayi menerima satu kromosom lebih banyak dari orang tuanya. Alih-laih memiliki 46 kromosom, mereka mempunyai 47. Tambahan salinan kromosom 21 bisa membuat anak mengalami cacat intelektual.
Menurut Carolan, 90 persen kasusu berasal dari ibu karena pembelahan sel yang kurang tepat selama perkembangan telur. Makin tua seorang wanita, makin besar kemungkinan hal itu terjadi. Risiko memiliki bayi dengan sindrom Down jika ibu hamil di usia 30 tahun sekitar 1 dari 1.000 bayi.
Sedangkan, risiko meningkat menjadi 1 dari 400 saat hamil di usia 35 tahun dan 1 dari 100 saat ibu hamil di usia 40 tahun. "Meski terlihat sangat mengkhawatirkan, risiko Anda memiliki bayi normal masih jauh lebih besar," ujar Carolan.
Lebih lanjut, Carolan menjelaskan kebanyakan janin dengan anomali kromosom akibat terhambatnya pematangan sel telur sering tidak berhasil melewati minggu-minggu pertama kehamilan. Jika kondisi ini terjadi cukup dini, ibu mungkin tidak tahu bahwa dirinya hamil.
"Penting bagi Anda untuk rutin memeriksakan kehamilan terutama di akhir trimester pertama guna mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada janin," tutur Carolan.
(rdn/vit)











































