Tak Kunjung Punya Anak, Fungsi Reproduksi Pasutri Tidak Sehat?

Tak Kunjung Punya Anak, Fungsi Reproduksi Pasutri Tidak Sehat?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Selasa, 22 Des 2015 16:01 WIB
Tak Kunjung Punya Anak, Fungsi Reproduksi Pasutri Tidak Sehat?
Foto: thinkstock
Jakarta - Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) reproduksi pria dan wanita dikatakan sehat jika organ reproduksinya sehat dan fungsi reproduksinya pun sehat. Bagi wanita, organ reproduksi dikatakan sehat jika keadaan vagina, rahim, dan saluran telurnya, sehat.

Sedangkan pada pria, keadaan penis dan testis misalnya, yang sehat bisa mengindikasikan organ reproduksi yang sehat. Nah, fungsi reproduksi dikatakan sehat jika seseorang bisa mempunyai keturunan.

"Jika tidak punya keturunan, dinyatakan tidak sehat," kata Dr dr Budi Wiweko, SpOG(K) atau yang akrab disapa dr Iko ini di sela-sela seminar media 'SMART IVF Indonesia' di Bebek Bengil Resto, Jl Agus Salim, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2008 menunjukkan di Indonesia ada 40 juta pasangan subur. Sebanyak 10 persen atau sekitar 4 juta pasangan mengalami infertilitas. Dalam kesempatan sama, dr Yassin Yanuar, MIB, SpOG menjelaskan infertilitas merupakan ketidakmampuan dari pasangan menikah yang sudah berusaha mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seks secara teratur selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi.

Baca juga: Bayi Tabung Berujung Hamil Kembar? Itu Sebenarnya Komplikasi

Sebanyak 10-15 persen pasangan mengalami infertilitas. Penyebab infertilitas, dikatakan dr Yassin berupa faktor sperma pada laki-laki dan pada perempuan berupa gangguan ovulasi, endometriosis, dan 10 persen tidak diketahui penyebabnya.

"Untuk mendagnosis infertilitas di antaranya dengan analisis sperma, cek hormon pada perempuan sehingga bisa diketahui penyebabnya apa tuba yang tertutup, kista cokelat, gangguan ovulasi, atau ada polip di rongga rahim," ucap dr Yassin.

Dikatakan dr Iko, dari 4 juta pasangan yang mengalami infertilitas, 5 persern ditolong dengan teknologi reproduksi atau bayi tabung untuk memiliki momongan.

"Berarti ada 200 ribu. Tahun lalu Indonesia mengerjakan 5 ribu pasien. Sisanya ke mana? Ada yang gak bisa menjangkau atau justru malah pergi ke luar negeri. Padahal, kualitas alat dan SDM program bayi tabung kita nggak kalah dengan yang di luar negeri. Tapi memang harganya lebih mahal," kata dr Iko, sapaan akrab dr Budi Wiweko.

Baca juga: Kena Kanker Prostat, Apakah Seorang Pria Bisa Jadi Mandul?

(rdn/vit)

Berita Terkait