Sedangkan pada pria, keadaan penis dan testis misalnya, yang sehat bisa mengindikasikan organ reproduksi yang sehat. Nah, fungsi reproduksi dikatakan sehat jika seseorang bisa mempunyai keturunan.
"Jika tidak punya keturunan, dinyatakan tidak sehat," kata Dr dr Budi Wiweko, SpOG(K) atau yang akrab disapa dr Iko ini di sela-sela seminar media 'SMART IVF Indonesia' di Bebek Bengil Resto, Jl Agus Salim, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bayi Tabung Berujung Hamil Kembar? Itu Sebenarnya Komplikasi
Sebanyak 10-15 persen pasangan mengalami infertilitas. Penyebab infertilitas, dikatakan dr Yassin berupa faktor sperma pada laki-laki dan pada perempuan berupa gangguan ovulasi, endometriosis, dan 10 persen tidak diketahui penyebabnya.
"Untuk mendagnosis infertilitas di antaranya dengan analisis sperma, cek hormon pada perempuan sehingga bisa diketahui penyebabnya apa tuba yang tertutup, kista cokelat, gangguan ovulasi, atau ada polip di rongga rahim," ucap dr Yassin.
Dikatakan dr Iko, dari 4 juta pasangan yang mengalami infertilitas, 5 persern ditolong dengan teknologi reproduksi atau bayi tabung untuk memiliki momongan.
"Berarti ada 200 ribu. Tahun lalu Indonesia mengerjakan 5 ribu pasien. Sisanya ke mana? Ada yang gak bisa menjangkau atau justru malah pergi ke luar negeri. Padahal, kualitas alat dan SDM program bayi tabung kita nggak kalah dengan yang di luar negeri. Tapi memang harganya lebih mahal," kata dr Iko, sapaan akrab dr Budi Wiweko.
Baca juga: Kena Kanker Prostat, Apakah Seorang Pria Bisa Jadi Mandul?
(rdn/vit)











































