Sulit Dapatkan Anak Kedua? Mungkin Ini Penyebabnya

Sulit Dapatkan Anak Kedua? Mungkin Ini Penyebabnya

- detikHealth
Kamis, 16 Mei 2013 14:28 WIB
Sulit Dapatkan Anak Kedua? Mungkin Ini Penyebabnya
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Banyak pasangan suami istri yang mengeluh sulit mendapatkan anak kedua. Jika Anda para wanita tidak juga hamil setelah melahirkan anak pertama, bisa jadi Anda mengalami masalah infertilitas sekunder.

Hanya karena memiliki seorang anak tak lama setelah menikah, hal itu memang tidak bisa jadi jaminan akan mudah memiliki anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Hal ini karena beberapa orang mengalami masalah infertilitas sekunder yang bisa dialami perempuan maupun laki-laki.

Jika Anda memang benar-benar ingin menambah momongan segeralah berkonsultasi ke dokter. Sebab jika Anda memang mengalami masalah infertilitas sekunder, hal ini bisa diatasi. Dalam beberapa kasus, keluhan ini dapat disembuhkan lho. Kemungkinan masalah infertilitas serius jarang terjadi jika sebelumnya Anda sudah punya bayi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, berikut ini mungkin penyebab Anda sulit mendapatkan anak lagi setelah kelahiran anak pertama, seperti dikutip dari Boldsky, Kamis (16/5/2013):

1. Usia

Kesuburan seorang perempuan menurun setelah usia 30 tahun. Pada usia 35 tahun juga ada penurunan aktivitas hormonal. Jadi jika Anda berusia di akhir 30-an, umumnya ini adalah peringatan bahwa Anda telah melalui masa puncak kesuburan.

Meski demikian hal ini tidak berlaku jamak. Dalam banyak kasus, banyak pula perempuan berusia 40-an tahun yang masih bisa hamil dengan mudah.

2. Jaringan Parut

Kadang-kadang, operasi atau melahirkan dengan cara caesar dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di sekitar rahim. Ini disebut endometresis dan sangat umum terjadi. Kondisi ini mempengaruhi indung telur, telur, saluran telur, rahim dan bahkan fungsi sperma.

3. Polycystic Ovary Syndrome

Penyakit ini biasanya menyebabkan reproduksi wanita terganggu sehingga susah punya anak. Meskipun seorang perempuan tidak mengalami penyakit ini di usia 20-an tahun, namun tidak ada jaminan di usia 30-an tahun tidak akan terserang penyakit ini.

Penyakit ini diakibatkan karena ketidakseimbangan hormon. Pada usia yang lebih dewasa, masalah kesuburan akibat polycystic ovary menjadi lebih buruk.

3. Penyumbatan Akibat Fibroid

Fibroid kadang tumbuh cukup besar sehingga memblokir jalan bagi telur yang sudah matang dari ovarium Anda. Fibroid sangat umum terjadi pada udia di akhir 30-an. Keluhan ini dapat diobati dengan berbagai obat-obatan dan bisa juga dioperasi.

4. Jumlah Sperma

Seseorang bisa berkurang kesuburannya karena usia. Bertambahnya usia terkadang mengurangi jumlah dan kualitas sperma. Pria biasanya menghadapi masalah ini setelah usia 40-an tahun. Namun dengan tingkat stres yang meningkat, masalah ini bisa terjadi lebih dini.

5. Merokok

Merokok dapat mengakibatkan masalah kesuburan pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki, merokok bisa mengurangi jumlah sperma. Sedangkan pada perempuan, . merokok menyebabkan kerusakan pada telur dalam ovarium. Efeknya kumulatif sehingga dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk mendapat kehamilan kedua.

6. Masalah dari Kehamilan Sebelumnya

Beberapa komplikasi selama kehamilan pertama Anda dapat membuat seseorang mengalami masalah ketidaksuburan di masa mendapat. Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan infeksi pada indung telur atau peradangan pada panggul selama persalinan pertama, maka hal itu dapat mengakibatkan infertilitas di kemudian hari.

7. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan adalah kondisi kehamilan di mana sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel di rahim ibu, namun melekat di tempat lain.

Jika Anda mengalami kehamilan ektopik setelah kehamilan pertama, maka hal itu bisa mengurangi kesempatan untuk hamil lagi. Sebab kehamilan ektopik merusak tuba falopi dan membentuk jaringan parut.

8. Masalah Tiroid

Hormon tiroid sangat penting untuk ovulasi sehingga dapat mempengaruhi kesempatan seorang perempuan untuk mendapatkan kehamilan kedua. Baik hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif) maupun hipotiroidisme (tiroid kurang aktif), sama-sama menyebabkan infertilitas.

9. Diabetes

Jika seseorang mengalami diabetes setelah kehamilan pertama, maka kemungkinan hal ini akan menghambat yang bersangkutan untuk mendapatkan kehamilan lagi.

(vit/up)

Berita Terkait