“Biasanya anak-anak mau kalau buahnya saya blender. Buah pada umumnya tak ada masalah, sayur yang ada masalah, jadi harus kreatif. Paling enak ya dijus, jadi biasanmya saya campur,” kata ibu dari Anjani (13,5 tahun), Diara (6 tahun), dan Savana (3 tahun) ini.
Walau demikian, Alya mengakui bahwa dirinya sebenarnya tidak begitu kreatif. Oleh karena itu, jurus andalannya adalah membelender sayuran. Pertimbangannya, nutisi yang masuk akan lebih besar karena porsinya banyak. Sedangkan untuk buah-buahan, cukup dipotong saja ketiga anaknya sudah doyan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau buah lebih disukai, ternyata ketiga anak Alya tak sama seleranya soal buah potong. Misalnya Diara lebih suka pepaya, Savana suka alpukat, dan Anjani memilih semangka. Tapi jika sudah dijus, ketiganya tak ada yang pilih-pilih. Jadi Alya selalu menyediakan banyak stok buah di kulkas.
Bahkan saat sahur pun, hidangan yang disajikan pertama kali adalah jus. Untuk menambah kesan manis, Alya menghindari gula, melainkan menggunakan sedikit madu. Pilihan ini dinilai lebih sehat karena madu memiliki banyak manfaat kesehatan namun kalorinya lebih rendah.
Dalam upaya menemukan ramuan yang pas, Alya banyak berguru di situs YouTube. Dia mencari-cari referensi campuran sayur dan buah seperti apa yang paling sesuai. Contohnya, jika ingin mencampur sayur dengan buah, sebaiknya pilih sayuran hijau yang berdaun.
“Dulu pernah salah, karena masih trial and error. Selain sayur, saya masukkan brokoli karena bagus buat antikanker. Ternyata itu bikin kembung. Jadi kalau buah dicampur dengan sayuran yang tak berdaun itu bisa membikin kembung,” ungkapnya sambil tersenyum manis.
Selain itu, ada juga beberapa jenis buah yang lebih cocok jika dicampur dengan buah-buahan atau sayuran tertentu. Tapi biasanya Alya menggunakan pisang untuk membuat rasa buah lebih merata. Hasilnya, kini ketiga buah hatinya mulai terbiasa menerapkan pola hidup sehat dengan menyantap sayur dan buah.
Saat pertama kali menerapkan kebiasaan ini sekitar setahun lalu, Alya sekeluarga sempat mengalami proses adaptasi yang berbeda-beda. Misalnya, suaminya jadi berjerawat dan muncul bisul. Sedangkan Alya jadi sering sedikit pusing dan flu.
Namun kondisi tersebut tak membuat Alya sekeluarga berhenti sebab hal itu merupakan proses detoksifikasi tubuh. Di sela-sela kesibukannya, Alya mengaku akan tetap meningkatkan pola hidup sehat ini serta memprioritaskan anak dan keluarga.
“Sekarang saya sudah memlih-milih. Anak 3 sudah beda dengan waktu punya anak 2. Jadi prioritasnya buat keluarga,” ujarnya mantap.
(pah/vta)











































