Celana Dalam Seksi Lebih Berisiko Sebabkan Infeksi Vagina?

Celana Dalam Seksi Lebih Berisiko Sebabkan Infeksi Vagina?

- detikHealth
Kamis, 17 Okt 2013 13:30 WIB
Celana Dalam Seksi Lebih Berisiko Sebabkan Infeksi Vagina?
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Beberapa perempuan menggemari memakai celana dalam seksi, misalnya model thong yang super kecil itu. Ada beberapa alasan di balik pemilihan celana dalam model ini, misalnya karena ingin tampil lebih seksi di hadapan pasangan atau karena ingin menyembunyikan garis celana yang terlihat dari pakaian luar. Tapi celana dalam seksi seperti thong disebut-sebut lebih berisiko menyebabkan infeksi vagina. Benarkah?

"Kalau seseorang itu sehat, maka tidak ada yang membahayakan," kata Dr. Jill M. Rabin, Associate Professor Clinical Obstetrics & Gynecology and Women's Health di Albert Einstein College of Medicine kepada Huffington Post, dan dikutip dari Medical Daily pada Kamis (17/10/2013).

Dr Rabin menegaskan masalah baru muncul jika perempuan yang mengenakan thong memiliki infeksi, baik kemih maupun vagina. Dengan celana super mini itu, maka penyebaran infeksi jadi tak terhindarkan. Hal ini dikarenakan kebanyakan thong terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Apalagi, tali kecil di celana model thong langsung melekat di kulit antara vagina dan anus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Thong cenderung menggosok langsung sehingga bisa menyebabkan luka kecil di kulit yang rentan sekitar vulva dan klitoris. Nah ini menciptakan akses bagi mikroba," kata Adelaide Nardone, MD, seorang OB-GYN di Providence, Rhode Island kepada Women’s Health Magazine.

Karena itu saat memilih pakaian dalam, pastikan jangan hanya bagus dan seksinya saja yang jadi pertimbangan, tetapi juga diperhatikan baik-baik bahan pembuatnya. Bahan katun ditengarai cukup bersahabat karena bisa menjaga kelembaban di sekitar organ intim Anda, sehingga bekteri tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh.

Sedangkan celana dalam yang bagian tengahnya terbuat dari katun dan sisanya dari bahan yang tak bisa menyerap keringat, juga diklaim kurang aman lantaran vagina tidak memiliki kesempatan untuk 'bernapas' dengan leluasa. Hal ini mengakibatkan kelembaban di daerah vagina yang memungkinkan terjadinya infeksi.

"Kita harus selalu mengenakan pakaian dalam yang semua bagiannya terbuat dari katun," kata Dr Shieva Ghofrany , seorang OB/GYN di Rumah Sakit Stamford.

(vit/up)

Berita Terkait