Dalam sebuah studi kecil yang dihelat di New Zealand, peneliti menguji 50 pria penderita obesitas berusia 40 hingga 50 tahun. Mereka membandingkan indeks massa tubuh (IMT) para pria yang merupakan anak sulung dengan para pria yang merupakan anak kedua. Para peneliti juga mengukur tingkar kepekaan insulin, alias hormon pengatur gula darah pada partisipan.
Dari penelitian, didapat bahwa kelompok pria anak pertama dan kedua memiliki tinggi badan yang hampir sama. Meski demikian, pria yang merupakan anak sulung 6,8 kilogram lebih berat dibanding rata-rata. Rata-rata IMT partisipan yang merupakan anak pertama adalah 29, sedangkan anak kedua 27,5. Seperti yang telah diketahui, orang dengan IMT lebih tinggi berisiko lebih tinggi menderita gangguan jantung.
Sensitivitas insulin pada pria sulung 33% lebih rendah dibanding pria yang merupakan anak kedua. Pada orang yang memiliki insulin kurang peka, sel-sel tubuh kurang mampu merespons insulin sehingga pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya risiko diabetes tipe 2.
Hasil tersebut didapat setelah para peneliti melakukan kontrol terhadap faktor lain yang dapat memengaruhi IMT dan sensitivitas insulin, seperti lemak pada tubuh, usia, dan aktivitas fisik. Studi tersebut dipublikasikan di jurnal Scientific Reports. Demikian dikutip dari Huffington Post, Selasa (11/2/2014).
Hasil studi para peneliti dari Universitas Auckland itu, urutan kelahiran dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang. Meski demikian, studi yang lebih besar mengenai hubungan urutan kelahiran dengan kesehatan perlu dilakukan untuk memastikan hasil penelitian kecil itu.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa urutan kelahiran memengaruhi metabolisme dan komposisi tubuh anak-anak. Misalnya, anak sulung terlahir dengan bobot yang lebih ringan tapi kemudian tumbuh dengan cepat saat bayi. Anak sulng juga meliki sensitivitas insulin yang lebih rendah, tekanan darah lebih tinggi, dan kolesterol yang lebih tinggi ketika dewasa.
meski belum jelas bagaimana urutan kelahiran berdampak pada metabolisme, ilmuwan yakin, hal itu disebabkan karena adanya perbedaan aliran darah dari palsenta. Selama kehamilan pertama, terjadi perubahan struktur pada pembuluh darah di dinding rahim untuk menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi janin berikutnya. Itulah mengapa anak kedua memiliki taraf kesehatan yang lebih baik.
Mengenai simpulan penelitian mereka, para ilmuwan memperingatkan bahwa studi mereka ini hanya berfokus pada pria dengan obesitas yang tinggal di wilayah perkotaan. Ada kemungkinan hasil penelitian tidak sama bila diujicobakan pada kelompok lain.
(vit/vit)











































