Produksi sperma adalah proses yang kompleks dan memerlukan fungsi normal dari testis, hipotalamus, dan kelenjar hipofisis, yaitu organ dalam otak penghasil hormon yang memicu produksi sperma.
Setelah sperma diproduksi di testis, tabung kecil mengangkutnya sampai bercampur dengan air mani dan ejakulasi dari penis. Masalah dengan sistem ini dapat mempengaruhi produksi sperma. Juga, ada masalah dari bentuk abnormal sperma (morfologi) atau gerakan (motilitas).
Jumlah sperma yang rendah berarti cairan (air mani) yang diejakulasikan selama orgasme berisi sperma lebih sedikit dari biasanya. Jumlah sperma rendah juga disebut oligospermia, sedangkan air mani yang tak memiliki sperma sama sekali disebuh azoospermia. Sperma dianggap lebih rendah dari normal jika jumlahnya kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani.
Jika Anda mengalaminya, ada berbagai pilihan pengobatan, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Senin (17/3/2014):
1. Pembedahan
Jumlah sperma sedikit karena pembengkakan pembuluh darah yang mengalirkan testis (varikokel) seringkali dapat diobati melalui pembedahan atau perbaikan tabung vas deferens yang terhambat.
2. Mengobati infeksi
Antibiotik dapat menyembuhkan infeksi pada saluran reproduksi yang menyebabkan rendahnya jumlah sperma, tetapi hal ini tidak selalu mengembalikan kesuburan.
3. Perawatan hormon dan obat
Terapi hormon atau obat-obatan mungkin perlu diresepkan untuk mengubah tingkat hormon. Hal ini dapat memakan waktu antara 3 sampai 6 bulan sebelum Anda melihat efeknya pada analisis air mani.
4. Assisted reproductive technology (ART)
Perawatan ART dilakukan dengan mendapatkan sperma melalui ejakulasi normal, ekstraksi bedah atau dari individu donor, tergantung pada kasus khusus dan keinginan. Sperma kemudian dimasukkan ke dalam saluran kelamin wanita, atau digunakan untuk in vitro fertilization (IVF atau prosedur bayi tabung) atau injeksi sperma intracytoplasmic.
(mer/vit)











































