Sebuah survei tahun 2012 di Australia menemukan bahwa satu dari lima responden mengalami cedera dalam dua belas bulan terakhir karena melakukan yoga. Kebanyakan cedera itu disebabkan pose head stand atau sikap berdiri dengan kepala, lalu dikuti dengan shoulder stand atau berdiri dengan bahu, sikap lotus atau padmasana dan setengah lotus, uttanasana, dan adho mukha vrkasana atau hand stand.
"Orang-orang melakukan sikap berdiri dengan bahu dan berdiri dengan kepala, mereka bisa hilang keseimbangan, mereka bisa terjatuh. Sikap-sikap itu membutuhkan keahlian tingkat tertentu dan bimbingan," ujar Marc Cohen, profesor School of Health Sciences di Universitas RMIT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Napas adalah penghubung antara pikiran dan tubuh. Napas memberi pertanda ketika Anda terlalu memforsir tubuh terlalu keras. Anda seharusnya tidak menahan napas atau memerangkap napas," ujar profesor yang pernah melakukan penelitian mengenai manfaat yoga untuk mengatasi insomnia dan stres.
Hal lain yang juga penting dalam yoga ditambahkan oleh Dr Neil Tuttle, fisioterapis dari Universitas Griffith. Menurutnya, sangat penting untuk memicu diri, terutama bagi pemula yoga. Meski demikian, alarm tubuh harus bekerja ketika timbul rasa nyeri yang semakin parah, baik ketika sedang melakukan yoga atau setelah mempraktikkannya berulang kali.
Selain memperhatikan napas dan memicu diri, aspek lain yang harus diperhatikan ialah menemukan jenis yoga yang cocok untuk kondisi kesehatan, usia, dan kemampuan tubuh. Sebab, ujar Cohen, setiap orang memiliki riwayat kesehatan dan kemampuan fisik yang berbeda.
"Yoga yang tepat untuk seseorang berusia 20 tahun akan berbeda dengan yoga untuk mereka yang berusia 80 tahun. Itu bukan berarti yoga tidak cocok untuk mereka yang telah berusia 80, lho," jelas Cohen seperti dikutip dari ABC Australia pada Rabu (9/4/2014).
(vit/vit)











































