Anak Ngambek dan Nekat Saat Kemauan Tak Dituruti? Begini Mencegahnya

Anak Ngambek dan Nekat Saat Kemauan Tak Dituruti? Begini Mencegahnya

- detikHealth
Jumat, 02 Mei 2014 11:16 WIB
Anak Ngambek dan Nekat Saat Kemauan Tak Dituruti? Begini Mencegahnya
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Ketika keinginannya tak dipenuhi orang tua, sudah menjadi hal yang lumrah ketika anak tiba-tiba merajuk entah dengan berdiam diri di kamar atau bersikap tantrum misalnya berteriak atau berguling-guling di lantai.

Seperti yang terjadi pada bocah berusia 5 tahun bernama Valentino, Kamis (1/5) lalu, ia lompat dari lantai 19 apartemennya di Penjaringan, Jakarta Utara setelah dilarang menonton film Spider Man 2 oleh sang ibu. Meskipun belum diketahui peristiwa ini ada unsur kesengajaan atau tidak.

Menurut psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli M.Psi, pada dasarnya anak memang perlu mengembangkan kontrol emosi. Apalagi, di usia 2-3 tahun, penghayatan diri atau ego anak tengah dikembangkan. Mereka mempunyai berbagai keinginan dan cenderung menentang apa yang dianjurkan orang tua. Nah, di usia 4-5 tahun, anak sudah memiliki kemampuan regulasi emosi. Di sinilah peran orang tua diperlukan.

"Anak perlu dilatih ekspresinya dengan tepat yaitu dengan mengutarakannya secara verbal bukan dengan tantrum misalnya teriak-teriak gitu. Anak dilatih mengekspresikan perasannya lewat kata-kata," tutur wanita yang akrab disapa Vera ini saat dihubungi detikHealth, Jumat (2/5/2014).

Dengan membiasakan anak mengekspresikan emosinya lewat kata-kata, menurut Vera di usia 4-5 tahun, si kecil sudah bisa meregulasi emosinya. Bahkan, ketika ia marah pun, ia bisa berkata misalnya dengan berkata 'aku sebel sama mama', atau 'aku nggak mau temenan sama papa', bukannya dengan diam saja atau marah-marah.

"Saat usia dua atau tiga tahun, individu mulai mengembangkan keakuannnya, egonya. Kalau anak banyak mau, orang tua yang perlu beri batasan. Mana kebutuhan anak ya boleh dituruti, kalau bukan ya katakan tidak," lanjut Vera.

Agar anak tidak tantrum dan ngambek saat dilarang, dengan terbiasa mengekspresikan emosi secara verbal, orang tua bisa berdiskusi dengan anak tentang mengapa hal itu tidak boleh dilakukan atau tidak dituruti orang tuanya.

"Anak kalau kita ajak bicara juga ngerti kok. Kasih penjelasan kenapa dia nggak boleh nonton film misalnya, terus jangan lupa juga kasih opsi lain yang memang diperbolehkan sama orang tua," pungkas Vera.



(rdn/vit)

Berita Terkait