Sesosok wanita cantik dengan sigap memimpin belasan orang yang tengah senam bersama. Sekilas, gerakan senam tersebut memang tampak seperti gerakan dansa, namun ternyata di balik gerakan dansa tersebut terdapat banyak manfaat yang dapat membuat tubuh sehat dan bugar.
Wanita yang memimpin senam tersebut tak lain adalah Liza Natalia. Pedangdut yang kini nenjadi instruktur senam tersebut mengaku sedang mempraktikkan olahraga zumba yang kini sedang ditekuninya. Kepada detikHealth, ia pun menceritakan kisahnya menekuni zumba, dari yang awalnya hanya coba-coba namun sampai membuatnya berkeliling 5 negara untuk memperdalam ilmu tentang olahraga asal Kolombia tersebut.
"Setelah melahirkan berat badan saya sempat 65 kg. Ingin olahraga namun bingung olahraga apa yang tidak boring. Akhirnya ketemu zumba setelah dikenalkan teman," ujar Liza mengawali kisahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa bulan melakukan olahraga zumba, Liza pun berkeinginan untuk semakin mengenalkan olahraga tersebut kepada masyarakat Indonesia. Namun terbatasnya info dan komunitas akhirnya membuat Liza mencari sendiri ilmu tersebut di berbagai penjuru belahan dunia.
"Saya keliling 5 negara untuk belajar zumba. Ke Amerika, Australia, Belanda, Singapura dan Malaysia," ucapnya ketika ditemui usai workshop nutrisi tulang sehat di FX Sudirman, Jalan Sudirman Raya, Senayan, Jakarta Selatan dan ditulis Selasa (13/5/2014).
Tujuan pertamanya adalah Amerika Serikat, negara di mana zumba pertama kali mendapat perhatian sebagai olahraga unik yang menggabungkan senam dan dansar. Di kota Los Angeles, Liza mengaku mempelajari tentang zumba fitnes.
Zumba fitnes dikatakannya adalah jenis zumba yang diperuntukkan bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan aerobik atau senam. Gerakannya memang cukup sulit dan membutuhkan tenaga daripada zumba biasa.
Perjalanan selanjutnya Liza sampai ke Eropa. Di Belanda, ia belajar tentang zumba gold yang diperuntukkan bagi para lansia. Keunikan zumba ini terletak pada gerakannya yang tanpa hentakan dan loncatan, sehingga relatif aman dan mudah dilakukan oleh mereka yang berumur di atas 50 tahun.
Selanjutnya Liza pun melanjutkan perjalanan ke Singapura. Di negera tetangga Indonesia tersebut, ia belajar zumba toning dimana gerakan zumba diiringi dengan penggunaan alat maracas, alat musik khas dari Amerika Selatan. Zumba toning menurutnya bagus bagi mereka yang tidak terbiasa berolahraga angkat beban namun ingin memiliki tangan dan lengan yang berbentuk ideak.
Terakhir, ia mampir ke negara yang bersebelahan langsung dengan Singapura yaitu Malaysia. Di negara ini, Liza belajar tentang jenis zumba aqua. Sesuai namanya, zumba ini dilakukan di air dan sangat bermanfaat bagi pernapasan dan jantung.
Setelah sukses melakukan perjalanan selama kurang lebih 3 bulan, Liza pun membuka kelas zumba di studio senam yang dimilikinya. Dirinya pun mengaku senang sekaligus kaget karena peminat olahraga tersebut termasuk banyak. Peminat datang terutama dari kalangan perempuan dengan usia 25 hingga 50 tahun.
"Satu sesi itu kan satu jam ya. Nah satu sesi itu biasanya studio saya penuh sampai 50 orang. Kadang saya melatih 2 kelas non stop sehingga 2 jam berturut-turut saking ramainya," ujar Liza.
Harapannya adalah zumba dapat menjadi olahraga alternatif bagi mereka yang ingin berolahraga dengan cara yang menarik dan tidak membosankan. Bahkan dikatakannya dirinya sedang mengembangkan jenis zumba baru yang berlatarbelakang gerakan tarian Indonesia dan lagu-lagu Indonesia.
"Namanya zumba joget. Tunggu saja ya mudah-mudahan Agustus nanti sudah siap," ucapnya.
(vit/vit)











































