Seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (4/7/2014), Roy Baumeister, profesor psikologi dari Florida State University melakukan penelitian tentang kemampuan manusia untuk mengendalikan diri ketika diet. Ia mengatakan, kemauan adalah kekuatan manusia yang paling berpengaruh besar. Kemauan diduga dikendalikan oleh bagian depan otak, korteks prefrontal, serta merupakan bagian terakhir dari otak manusia yang berkembang. Sedangkan pengendalian diri merupakan energi.
"Kemauan akan menjadi energi yang digunakan untuk pengendalian diri. Kemauan akan mengerahkan kontrol untuk mengubah tanggapan seseorang, perasaan, mengendalikan pikiran, mengontrol perilaku, melawan godaan, dan bahkan untuk melakukan sesuatu dengan baik. Tetapi tetap membutuhkan energi untuk mengatasi dorongan atau respon," tutur Baumeister.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu situasi yang menyulitkan diet yaitu saat glukosa diperlukan sebagai bahan bakar kemauan. Baumeister menambahkan, bahan bakar kemauan terkait dengan pasokan energi dasar tubuh. Untuk menahan godaan makan, diperlukan kemauan, dan dalam meningkatkan kemauan diperlukan makan.
"Sebetulnya, semakin sering Anda diet, tubuh Anda belajar untuk menghadapi diet. Dengan demikian, jangan mencoba diet dengan tidak makan, melainkan berusaha untuk mengisi diri dengan makanan sehat. Hasilnya, tubuh Anda akan memiliki energi untuk bahan bakar 'kemauan'," imbau Baumeister.
Penelitian pada sindrom pra menstruasi (PMS) juga menunjukkan bahwa pada fase luteal dari siklus menstruasi, tubuh wanita membutuhkan lebih banyak glukosa. Mengingat glukosa menjadi energi dasar membentuk tekad dan kegiatan reproduksi. Beberapa wanita makan lebih banyak pada saat PMS, tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik. Terkadang, kondisi ini yang membuat PMS makin buruk karena saat itu pengendalian diri terganggu.
(rdn/up)











































