Menurut keterangan dari Doctors Without Borders, rencananya pemerintah akan memberlakukan kebijakan ini untuk tiga hari ke depan atau sampai hari Minggu (21/9). Sementara itu para sukarelawan akan mendatangi warga, dari rumah ke rumah, untuk mengecek apakah ada dari mereka yang terkena Ebola.
Seluruh stasiun radio yang ada di Sierra Leone juga dikerahkan Presiden Ernest Bai Koroma untuk memutar rekaman kampanye tentang bahaya Ebola dan mendorong warga untuk tidak keluar rumah. Jalanan di sejumlah kota di Sierra Leone, seperti di ibukota Freetown juga tampak lengang sejak pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkirakan ada 30.000-an pekerja kesehatan, sukarelawan dan guru yang akan dikerahkan untuk mengunjungi setiap rumah yang ada di Sierra Leone. Masing-masing dari mereka mengenakan pakaian pelindung biohazard untuk membatasi penyebaran Ebola.
Tugas mereka pun tak hanya melakukan pemeriksaan kepada warga, tapi juga memberikan edukasi dan mengisolir warga yang diketahui terserang virus Ebola.
Nantinya warga yang telah terinfeksi ini akan dijemput dengan ambulans untuk kemudian 'disembunyikan' di fasilitas-fasilitas khusus yang telah disediakan.
Menurut keterangan WHO, sejauh ini Ebola telah menjangkiti sedikitnya 5.357 orang di Afrika Barat, terutama di Sierra Leone, Guinea dan Liberia. 2.630 orang di antaranya telah meninggal dunia. Di Sierra Leone sendiri tercatat 562 orang meninggal akibat Ebola.
Hingga kini vaksin untuk menyembuhkan serangan virus Ebola juga belum ditemukan oleh peneliti. Anehnya dari hari ke hari korban terus berjatuhan. Hal ini sempat menimbulkan dugaan jika Ebola dapat menyebar lewat udara, meskipun belakangan pendapat ini juga dibantah. Ebola diyakini hanya dapat menyebar lewat kontak langsung dengan cairan dari tubuh pasien yang terinfeksi Ebola.











































