"Sekitar 10-15 persen ibu mengalami baby blues. Tidak disadari tapi dengan presentase segitu ini artinya sering terjadi. Namun dari sekian banyak ibu yang mengalaminya, hanya separuh yang menyadari jika dirinya depresi," ungkap Dr dr Carla R. Marchira, SpKJ(K).
Hal ini disampaikan dr Carla dalam acara bedah buku 'Tetap Bugar dan Energik Selama Hamil' di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan ditulis Kamis (25/9/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila hal ini terjadi, psikiater dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta tersebut menyarankan keluarga untuk berkonsultasi dengan dokter yang ada. "Kalau misal belum sampai hati untuk membawanya ke psikiater, bisa berkonsultasi dulu dengan dokter umum atau dokter kandungannya, enaknya bagaimana," sarannya.
Peran suami juga dirasa penting oleh dr Carla. Menurutnya, bila suami mendapati istri sering mengeluh, misal sudah tidak tertawa atau tidak menemukan sesuatu yang lucu dari suatu hal, maka suami perlu waspada.
Bahkan sejak masa kehamilan, potensi seorang ibu untuk mengalami baby blues (postpartum depression) atau tidak sudah bisa diketahui. Bagaimana caranya? dr Carla mengatakan ada dua pertanyaan yang dapat diajukan kepada si calon ibu terkait hal ini, yaitu:
1. Apakah dalam sebulan ini Anda merasa depresi, sedih, tidak ada harapan, atau terpuruk?
2. Apakah dalam sebulan ini Anda merasa tidak tertarik atau tidak senang melakukan apapun?
"Misalnya yang awalnya seneng olahraga tiba-tiba jadi males, seneng baca lama-lama kok males, nanti akan kelihatan. Ini bisa dijadikan panduan bagi pasangan, atau ditanyakan kepada diri sendiri," katanya.











































