"Dua-duanya berdampak. Kalau misal anak melihat orang tuanya bertengkar dan itu sering terjadi, bisa membuat kondisi psikologisnya terganggu. Misalnya gangguan kecemasan anak jadi meningkat sehingga berdampak ke hal lainnya," tutur psikolog remaja dan anak, Ratih Zulhaqqi, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (6/10/2014).
Sedangkan bila orang tua bercerai, memang pertengkaran di rumah tak lagi dilihat anak, namun anak akan kehilangan salah satu peran orang tua. Misalnya anak tinggal dengan ibunya, maka dia akan kehilangan figur ayah. Jika kakek turut tinggal bersamanya, mungkin ada sedikit peran ayah yang didapat dari kakek. Namun menurut Ratih, peran ini tidak terlalu signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara psikolog Alzena Masykouri menyebut pertengkaran orang tua di depan anak bisa lebih dominan mengganggu tumbuh kembang anak. Apalagi jika perceraian terjadi setiap hari di dalam rumah, anak akan lebih rentan murung dan sedih.
"Jika dibandingkan dengan bercerai, perceraian yang justru akan membuat pertengkaran itu berhenti. Meskipun perceraian juga dirasa berat, namun setidaknya anak tidak harus melihat orang tuanya bertengkar," kata perempuan yang akrab disapa Zena ini.
(vit/up)











































