Baru-baru ini peneliti dari Bangladesh menciptakan sebuah program komputer yang dapat mengenali emosi penggunanya berdasarkan cara mengetik mereka.
Untuk mengujinya, 25 orang berusia 15-40 tahun dilibatkan. Mereka diminta mengetik ulang dua paragraf yang ada di novel terkemuka, Alice's Adventures in Wonderland. Kemudian mereka diminta mengungkapkan emosi apa yang muncul saat mengetik novel tersebut, apakah senang, takut, marah, sedih, jijik, malu, merasa bersalah, lelah atau netral-netral saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata program bikinan peneliti dari Islamic University of Technology, Bangladesh tersebut berhasil mengidentifikasi emosi partisipan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. 87 persen untuk kebahagiaan dan 81 persen untuk kemarahan.
"Bila kita berhasil membangun sistem yang cukup pandai untuk berinteraksi dengan manusia, termasuk mendeteksi emosi pengguna dan berusaha beradaptasi dengan emosi tersebut, maka komputer pun bisa jadi alat bantu yang lebih efektif sekaligus lebih 'bersahabat'," ungkap peneliti seperti dikutip dari Foxnews, Senin (20/10/2014).
Peneliti berharap sistem semacam ini dapat dipakai dalam kelas online (online teaching), sehingga cara mengajar si dosen atau isi kuliahnya akan diubah sesuai dengan kondisi emosi para siswanya.
Kendati begitu, profesor ilmu sains terapan dari Michigan Technological University, Myunghoon Jeon menganggap sistem ini bukanlah terobosan baru dan memiliki sejumlah kelemahan. Berbeda dengan teknologi pengenalan suara atau wajah yang didasarkan pada apa yang dilakukan seseorang, maka teknologi baru ini tidak bisa dikatakan bermanfaat untuk mengetahui kondisi emosi seseorang.
"Ini karena kalau seseorang benar-benar merasakan sedih atau marah, mereka mungkin takkan mau mengetik sesuatu, apalagi kalau disuruh, karena terhambat emosi tersebut," katanya.
Namun Jeon yakin sistem ini masih bisa dimanfaatkan untuk sesi konseling online. Dengan begitu, psikiater bisa memperkirakan kondisi emosional pasiennya tanpa mereka perlu bicara untuk menjelaskan apa yang tengah mereka hadapi.
(lil/up)











































