"Setiap gerakan dan lengkungan yang terlalu tajam bisa mematahkan penis dan memicu impotensi atau disfungsi ereksi jika tidak dilaporkan secepatnya," kata Dr JE Mensah, konsultan urologi dari Korle Bu Teaching Hospital, dikutip dari Ghanaweb, Senin (20/10/2014).
Dr Mensah menganjurkan untuk berhati-hati saat menerapkan posisi bercinta woman on top, posisi yang mengharuskan tubuh dan alat kelamin melengkung terlalu tajam, serta gerakan-gerakan menyamping. Menurutnya, posisi dan gerakan semacam itu paling banyak memicu penis patah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Mensah mengatakan penis patah merupakan diagnosis yang harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Tempat ia bekerja menangani banyak operasi untuk kondisi seperti ini, namun diakui jumlah kasusnya tidak diketahui secara pasti karena tidak semua pasien memeriksakan diri.
Yang pasti, Dr Mensah menyebut pasangan muda lebih rentan mengalami penis patah karena lebih agresif dalam menerapkan variasi gaya bercinta. Ereksi yang cenderung lebih keras pada kelompok ini juga menjadi faktor yang meningkatkan risikonya.
Meski begitu, umur 50-an tahun ke atas juga berisiko mengalaminya. Bahkan, laki-laki juga tetap berisiko mengalami penis patah saat melakukan masturbasi.
(up/vit)











































