Bayi lahir dengan berat badan rendah memerlukan monitoring khusus. Biasanya bayi dalam kondisi seperti ini ditempatkan di inkubator untuk membuat suhu tubuhnya stabil. Dalam keadaan darurat, jika tidak ada inkubator, maka bisa digunakan inkubator alami. Seperti apa?
"Bisa menggunakan perawatan metode kanguru (PMK), jadi bayi diletakkan di dada ibu," ujar dokter spesialis anak, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SpA dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (30/10/2014).
Metode ini memungkinkan skin-to-skin contact, di mana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Tak cuma membuat bayi hangat, metode perawatan ini juga terbukti mempermudah pemberian ASI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kemudian kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat berada tepat di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini tujuannya adalah untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.
"Kenapa bayi diberi topi? Ini karena yang paling mudah kehilangan panas atau evaporasi adalah pada kepala," terang dr Melisa.
'Inkubator' sederhana yang bisa digunakan untuk menghangatkan bayi dengan bobot rendah adalah lampu. Caranya adalah dengan membungkus bayi menggunakan plastik wrap, tujuannya agar bayi tidak kehilangan panas akibat penguapan. Selanjutnya diberi lampu di sekitarnya.
Zaman dulu, 'inkubator' sederhana dengan menggunakan botol berisi air panas. "Jadi botol diisi air panas lalu didekatkan ke kulit bayi. Tapi ini harus hati-hati sekali, kalau tidak kulit bayi bisa terbakar. Kecuali terpaksa, cara ini tidak disarankan," kata dr Melisa.
"Kalau di daerah bencana ada ibu melahirkan dan ternyata bayinya prematur atau lahir dengan berat badan rendah, biasanya yang disarankan adalah metode kanguru," sambung dokter yang praktik di Siloam Hospital.
(vit/up)











































