"Pada umumnya luka bakar yang terjadi di sekitar kita adalah luka bakar termal akibat panas atau listrik. Sayangnya masih banyak orang yang langsung mengolesi luka bakar dengan pasta gigi atau mentega," ujar dr R. Aditya Wardhana, SpBP-RE(K), MARS, Ketua Unit Luka Bakar RSCM.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam media workshop 'Mendobrak Mitos: Perawatan Luka Bakar yang Tepat', yang diselenggarakan di RSCM Kencana, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sependapat dengan dr Aditya, dokter spesialis bedah plastik dr Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE, juga menyebutkan kebiasaan ini berefek tak baik bagi proses pemulihan luka.
"Misalnya disiram mentega pada luka yang masih panas, mungkin tujuannya lubrikan jadi biar lukanya menjadi lembut. Padahal tidak demikian, proses panasnya tetap berjalan. Kan teksturnya seperti minyak," ungkap dokter yang kini aktif sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI).
dr Aditya juga menyebutkan, anjuran untuk tidak menggunakan bahan-bahan rumah tangga ini tak hanya berlaku di Indonesia tapi juga di beberapa rumah sakit luar negeri. "Efeknya tidak membantu penyembuhan. Aturannya tidak cuma di sini kok, di luar negeri juga dilarang," lanjutnya.
(ajg/up)











































