Para Aktivis Menanti Gebrakan Menkes Nila untuk HIV-AIDS

Hari Kesehatan Nasional Ke-50

Para Aktivis Menanti Gebrakan Menkes Nila untuk HIV-AIDS

- detikHealth
Rabu, 12 Nov 2014 10:16 WIB
Para Aktivis Menanti Gebrakan Menkes Nila untuk HIV-AIDS
Foto: reza/detikhealth
Jakarta - Indonesian AIDS Coalition (IAC) menyampaikan harapan di Hari Kesehatan Nasional Ke-50 yang diperingati hari ini. Harapan tersebut ditujukan kepada Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

"Di peringatan Emas Hari Kesehatan Nasional ini, kami ingin sekali mendengar visi dan gebrakan dari Ibu Menteri PPM dan Menkes dalam menghadapi epidemi HIV di Indonesia", kata Aditya Wardhana, Executive Director IAC, dalam rilisnya untuk wartawan, Rabu (12/11/2014).

Setidaknya ada 5 harapan yang disampaikan IAC kepada Menko PKM yang juga mengetuai Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), serta Menkes yang menjadi wakil ketuanya. Kelima harapan tersebut adalah sebagai berikut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Integrasikan komponen pembiayaan layanan pengobatan bagi ODHA dalam JKN sehingga memutus mata rantai ketergantungan akan bantuan luar negeri dan mendukung keberlangsungan pengobatan ODHA.

2. Lakukan tata ulang regulasi obat-obatan dan alat kesehatan Indonesia sehingga rakyat bisa mendapatkan obat dan layanan yang berkualitas dengan harga murah. "Banyak komponen dari obat dan alat kesehatan yang masih dikenakan pajak barang mewah. Ini kurang tepat. Untuk kesehatan kok barang mewah," papar Aditya.

3. Lakukan koordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika agar mengeluarkan kebijakan sehingga televisi dan koran memberikan slot khusus bagi informasi edukasi HIV dan AIDS. "Edukasi masyarakat adalah kuncinya," kata Aditya.

4. Pastikan ketersediaan layanan HIV dan AIDS yang berkualitas itu mampu mencukupi di setiap pelosok Indonesia dan menjangkau siapapun yang membutuhkan. Layanan harus didorong agar memperlakukan pasien tanpa perlakuan membeda-bedakan.

5. Hilangkan diskriminasi kepada Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di lapangan pekerjaan dan akses layanan publik lainnya.

Data Kementerian Kesehatan pada triwulan kedua 2014 menunjukkan ada 15.534 kasus HIV baru hingga Juni 2014. Sebanyak 1.700 kasus lainnya sudah dalam stadium AIDS (Acquired Imuno Deficiency Syndrome).

Dari total 142.961 orang yang terinfeksi HIV secara kumulatif, baru 30,5% (43.677 orang) yang menerima terapi obat ARV. Sementara itu data National AIDS Spending Assesment (NASA) menunjukkan bahwa pembelanjaan program penanggulangan AIDS 57 persen masih bergantung pada bantuan luar negeri.

"Komponen pembelian obat ARV menyerap dana cukup besar dikarenakan harga obat ARV produksi lokal diketahui 300-700% lebih mahal daripada ARV generik import," tulis Adhitya.

(up/vit)

Berita Terkait