'Lari' dari Pengobatan Medis, Kanker Justru Bisa Menyebar dan Makin Parah

Laporan dari Singapura

'Lari' dari Pengobatan Medis, Kanker Justru Bisa Menyebar dan Makin Parah

- detikHealth
Sabtu, 22 Nov 2014 09:05 WIB
Lari dari Pengobatan Medis, Kanker Justru Bisa Menyebar dan Makin Parah
Illustrasi: Thinkstock
Jakarta - Shock, panik, dan putus aja pastinya dialami semua orang ketika mereka didiagnosis penyakit ganas seperti kanker. Hal itu memang wajar adanya, tapi sayang, kerapkali pasien justru 'lari' dari pengobatan medis dan mencari alternatif pengobatan lain.

Padahal, langkah tersebut justru makin memperparah penyebaran sel kanker. Hal tersebut kerap dijumpai pada pasien Indonesia yang berobat ke negara tetangga seperti Singapura, salah satunya di The Harvey Strees Heart and Cancer Centre.

"40-50 Persen pasien kami dari Indonesia. Sebagian ke sini sudah dalam kondisi yang parah karena saat didiagnosis kanker di Indonesia, mereka kabur dan mencari pengobatan lain. Justru kankernya makin parah dan akhirnya mereka berobat di sini," kata Dr Lo Soo Kien, konsultan onkologi medik The Harvey Strees Heart and Cancer Centre.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dr Lo, justru dengan lari dari pengobatan medis malah membuat sel kanker makin menyebar. Risikonya, pasti lebih buruk ketimbang pasien patuh pada dokter dan tetap menjalani perawatan medis yang dianjurkan, demikian dikatakan Dr Lo saat ditemui di Mount Elizabeth Novina, Singapura, dan ditulis pada Sabtu (22/11/2014).

Dr Lo tak menampik ketika awal didiagnosa kanker, pasien akan melakukan sebuah 'penolakan' jika dirinya mengidap kanker. Dikatakan Dr Lo, memang ada masa denial bagi pasien kanker, biasanya 2-3 bulan awal mereka mengetahui terkena kanker. Nah, di situlah peran keluarga dan tenaga medis, khususnya dokter amat diperlukan.

"Dari keluarga pastinya perlu beri support untuk pasien. Dari kami, sudah sepatutnya untuk menjelaskan risiko jika penanganan kanker lebih lambat. Dengan begitu, pasti akan timbul kesadaran diri pada pasien untuk patuh pada pengobatan," tutur Dr Lo.

Untuk penangangan pasien yang sebelumnya sempat 'melarikan diri' dari pengobatan medis, diungkapkan Dr Lo tergantung dari tingkat keparahan mereka. Bisa menggunakan kemoterapi dan radioterapi jika sel kanker belum menyebar atau justru bisa dilakukan mastektomi ketika sel kanker sudah menyebar.

Kualitas tenaga medis yang lebih baik dan teknologi yang digunakan, menjadi beberapa alasan mengapa warga Indonesia berobat ke The Harvey Strees Heart and Cancer Centre, demikian diutarakan dr Fenny A Santoso selaku Senior Relationship Manager Indonesia. Apalagi, kini banyak penerbangan langsung dari Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia ke Singapura.

"Biasanya kalau pagi pasien datang untuk kemo, sore atau malamnya sudah bisa pulang. Biaya untuk stay di sini kan juga mahal ya. Obat kemonya pun kita racik saat itu juga karena obat kemo kalau terlalu lama dibiarkan bisa menguap," kata dr Fenny.

(rdn/vit)

Berita Terkait