Peneliti dari University of Western Ontario ini menemukan kebahagiaan pasangan suami istri akan memuncak saat anak pertama mereka lahir, terutama satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah kelahiran anak pertama mereka.
Setelah itu, kadar kebahagiaan mereka perlahan akan terus menurun seiring bertambahnya jumlah anak mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Margolis menambahkan kebahagiaan yang dirasakan orang tua saat anak kedua lahir tak begitu besar sebab ini bukanlah hal yang baru bagi keduanya. Tak heran ketika anak ketiga dan seterusnya lahir, pasangan orang tua justru tidak memperlihatkan kebahagiaan sama sekali.
"Kelahiran anak ketiga jadi tidak terasa gregetnya karena mereka sudah disibukkan dengan dua anak sebelumnya. Dan biasanya anak ketiga lahir tanpa direncanakan," imbuh Margolis.
Menurut Margolis, temuannya dapat menjelaskan mengapa pasangan moderen cenderung memiliki keturunan lebih sedikit daripada pasangan suami istri di masa lalu. Apalagi berdasarkan pengalaman, orang tua dengan banyak anak justru seringkali mengalami kesulitan finansial, sehingga mereka lebih memilih untuk tidak menambah keturunan.
"Temuan ini menarik, tapi masih ada banyak variabel yang mempengaruhi kebahagiaan Anda bersama anak-anak dan keluarga, misal usia atau kondisi finansial. Ini tergantung pada pribadi masing-masing," tutupnya.
(lil/up)











































