Makin Hebat dan Beragam, Jamu Tak Hanya Atasi Masuk Angin

Ulasan Khas Jamu Modern

Makin Hebat dan Beragam, Jamu Tak Hanya Atasi Masuk Angin

Yulida Medistiara - detikHealth
Rabu, 07 Jan 2015 12:01 WIB
Makin Hebat dan Beragam, Jamu Tak Hanya Atasi Masuk Angin
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta -

Pegal-pegal dan tidak enak badan yang kerap disebut sebagai gejala masuk angin kerap dikeluhkan orang-orang. Jamu pun dipilih untuk mengatasi masalah ini. Penelitian dan pengembangan pun dilakukan di dunia jamu, sehingga kini jamu tidak hanya untuk mengatasi pegal linu dan masuk angin.

Koordinator Rumah Riset Jamu Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, dr Danang Ardiyanto, sebelumnya pernah mengatakan untuk tahun 2014 di Rumah Riset Jamu untuk jamu hipertensi ringan dan asam urat sudah disaintifikasi. Untuk 'ramuan' mengatasi hipertensi, dr Danang menyebutkan tanaman yang dipakai antara lain seledri, daun kumis kucing, temulawak, meniran dan kunyit.

Sementara itu untuk asam urat dr Danang juga 'membocorkan' formulanya. Ada secang, kemuning dan tempuyung yang digunakan sebagai ramuan. Secang atau kulit kayu merah berfungsi untuk menurunkan sintesis asam urat. Nah, untuk 'mengeluarkannya' digunakan kandungan tempuyung dan kemuning.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli herbal dari Departemen Farmasi FMIPA UI, Abdul Mun'im, MSi, PhD dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (7/1/2015) mengatakan untuk meringankan hipertensi maka memakai tensidar yang termasuk fitofarmaka. Sementara untuk asam urat, biasanya digunakan obat konvensional yang bisa mencegah pembentukan asam urat di dalam darah, sehingga tidak sakit-sakitan.

"Belum ada obat tambahan. Kalau obat dari tanamannya belum ada penelitian tahap lanjutan, pengujiannya baru sampai hewan, seperti seledri, akar kucing, meniran, daun burahol baru sampai tahap penelitian pada hewan," ucap Abdul Mun'im.

Bagaimana dengan jamu untuk mengatasi kanker, adakah? Aldrin Neilwan, MD, MARS, M.Biomed, M.Kes, SpAK dari RS Kanker Dharmais dan anggota Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia mengatakan di dalam ilmu kedokteran, semua pengobatan harus berbasis metode ilmiah, apakah bahan-bahan tersebut teruji untuk menyembuhkan kanker. Kalau teruji, bahan tersebut harus dicek apakah mampu membunuh sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker.

"Jika sudah ditemukan, ada beberapa pendekatan lain, yaitu pendekatan kuratif untuk mengobati dan membunuh sel kanker, ada pendekatan promotif dan preventif untuk mengoptimalkan fungsi yang ada di dalam tubuhnya. Misalnya fungsi pertahanan tubuh, dapat menggunakan tanaman-tanaman obat atau herbal sehingga kualitas hidupnya lebih baik lagi, seperti nafsu makannya bertambah. Pendekatan suporting, yaitu terapi penunjang, fungsinya untuk mengurangi efek samping terhadap kemoterapi (mensupport terapi yang dilakukan pasien)," paparnya.

Sementara menurut Kepala Komisi Saintifikasi Jamu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Dr Siswanto, MHP, DTM saat ini bahan-bahan alami yang disebut bisa digunakan untuk mengatasi kanker masih dalam riset. Karena itu belum bisa disebut dapat mengobati kanker.

"Jamu pada umumnya berkhasiat untuk penyehatan dan pengobatan penyakit ringan. Misalnya bahan seledri untuk mengobati hipertensi ringan. Jamu digunakan untuk mengurangi efek samping dari terapi kemo terapi, misalnya sering mual, jadi mengonsumsi herbal temulawak untuk menambah nafsu makan dan memperbaiki kualitas hidup pasien," tutur Siswanto.

Abdul Mun'im menambahkan untuk penyakit kanker, pilihan obat konvensionalnya banyak, tapi efek sampingnya tinggi. "Jadi, prinsipnya kalau obatnya kuat membunuh kanker, efek sampingnya juga kuat. Sehingga, kalau pasien yang tidak kuat menahan efek samping kesakitan yang begitu sakit ini harus meminum morfin yang berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit," jelasnya.

Dia menambahkan jamu untuk mengatasi kanker saat ini baru diteliti di hewan dengan menggunakan buah merah dari Papua, tapi efeknya (khasiat) masih lemah. Sementara dalam penggunaan daun mimba masih memakai campuran senyawa murni. Nah, daun tapak dara dari Amerika Utara merupakan senyawa murni, tapi efeknya belum membunuh sel kanker.

"Jamu yang terkandung senyawa-senyawa murni itu hanya dapat membantu pesien untuk meningkatkan kualitas hidupnya, biasanya kan pasien kanker yang stadium tinggi sudah putus asa, nah jamu ini bisa menambah nafsu makannya sehingga kualitas hidupnya bisa meningkat. Jadi, jamu untuk meningkatkan kualitas hidup," ucap Abdul Mun'im.

(vit/up)
Ulasan Khas Jamu Modern
14 Konten
Seiring berjalannya waktu, jamu yang dulu dianggap 'kuno' saat ini tampil lebih modern dan berbagai macam rasa. Mau tahu seperti apa? Simak A to Z tentang jamu modern.

Berita Terkait