Di awal 2015, Pemprov Jawa Timur telah meminta masyarakat mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD). Namun peningkatan kasus DBD tak terhindarkan. Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD disematkan di sejumlah daerah karena dari 38 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur, sebanyak 11 kabupaten dan kota terjadi peningkatan sebanyak dua kali lipat. Penyebabnya curah hujan tinggi yang memunculkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak.
"Kalau di tingkat provinsi kasusnya tidak sampai dua kali lipat, tapi kalau di 11 daerah itu meningkat saat ini ada 1400 kasus, kalau di provinsi ada 975 kasus," ungkap Kadinkes Jawa Timur, Harsono, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (26/1/2015).
11 Kabupaten dan kota yang dimaksud ialah Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Trengalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Pamekasan. Sementara itu, Kabupaten Jombang menjadi daerah tertinggi yang terserang demam berdarah, yakni sebanyak 110 kasus dan mengakibatkan 4 orang meninggal dunia yang berasal dari Desa Turi, Kepanjen, Sumberrejo dan Ngrandu Lor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puncak kasus DBD ini pada bulan Januari karena curah hujan yang tinggi, cuaca semakin panas yang menyebabkan populasi aedes aegypti meningkat. Berbedanya kasus yang terjadi pada masing-masing daerah dipengaruhi intensitas hujan, misal pada daerah tertentu bisa berlangsung hujan selama dua hingga tiga hari," ungkap Harsono.
Ia menambahkan, upaya yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat ialah melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur), bila kolam kosong diberi ikan, dan pemantauan jentik nyamuk untuk memberantas sarang nyamuk. Sementara fogging tidak bisa dilakukan karena menurutnya kegiatan tersebut tidak efektif.
"Fogging hanya bertahan selama 3 hari saja, masa setiap 3 hari dilakukan fogging terus. Fogging juga berbahaya karena mengandung pestisida, bisa bahaya jika manusia menghirup racun itu secara terus menerus," imbuhnya.
Menurut Harsono, efektivitas fogging tidak terlalu ampuh karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja dan tidak membasmi jentik nyamuknya. Maka untuk membunuh jentik nyamuknya, warga dapat menambahkan ikan ke dalam kolam. Upaya ini bisa dilakukan warga untuk memberantas nyamuk, terutama bagi warga yang berada di daerah kasus terbanyak.
(vit/vit)











































