Spesialis kandungan dari RSU Bunda Menteng, Jakarta, dr Sita Ayu Arumi, SpOG, mengatakan PMS bisa berubah menjadi PMDD apabila seorang wanita yang terpengaruh sampai mendadak berubah kondisi emosinya. Apabila seorang wanita punya gejala depresi maka PMDD akan semakin memperparah kondisinya tersebut.
Baca juga: Menstruasi Berkepanjangan, Waspadai Penebalan Dinding Rahim Abnormal
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu untuk penyebab dari PMDD sendiri menurut dr Hari Nugroho, SpOG, dari RSUD Dr Soetomo mengatakan faktor-faktor seperti gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, dan lingkungan yang tidak mendukung bisa semakin memperberat PMDD.
Untuk mengurangi gejala PMDD, beberapa minggu sebelum menstruasi disarankan bagi wanita agar mengurangi beban pikirannya. Hindari berbagai hal yang mungkin bisa memicu stres agar tidak berkembang menjadi depresi saat PMS melanda serta makan makanan bergizi, jaga kecukupan nutrisi, dan vitamin adalah hal yang bisa dilakukan.
Jika PMDD dibiarkan efeknya untuk kesehatan mungkin tidak terlalu besar namun dr Hari Nugroho, SpOG, dari RSUD Dr Soetomo mengingatkan bahwa produktifitas wanita tersebut bisa terganggu. Dokter dapat memberikan saran dan diagnosis lebih jelasnya apakah gejala tersebut termasuk PMDD - PMS atau gejala lain sehingga penanganannya bisa tepat dilakukan.
"Mengatasinya tergantung keluhan karena tidak mungkin misalnya depresi diberikan terapi yang menggeneralisir," tutup dr Hari.
Baca juga: Nyeri dan Emosi Tak Stabil Saat PMS? Bisa Jadi Kurang Zat Besi
(vit/vit)











































