Rutan dan Lapas di Indonesia Terlalu Penuh, Warga Binaan Banyak yang TBC

Rutan dan Lapas di Indonesia Terlalu Penuh, Warga Binaan Banyak yang TBC

- detikHealth
Selasa, 24 Feb 2015 12:09 WIB
Rutan dan Lapas di Indonesia Terlalu Penuh, Warga Binaan Banyak yang TBC
Jakarta -

Penyakit tuberkolosis (TB atau TBC) menyebar secara mudah lewat udara dan merupakan salah satu penyakit menular yang banyak menjangkit warga Indonesia. Di rumah tahanan negara (rutan) dan lembaga permasyarakatan (lapas), kondisi penyebaran TB tersebut ternyata lebih parah.

Menurut catatan World Health Organization (WHO) 2014, prevalansi TB di rutan dan lapas Indonesia bisa mencapai 11 hingga 81 kali lebih besar dari populasi umum. Pada tahun 2012 terdapat 1,9 persen populasi masyarakat rutan Indonesia terinfeksi TB, kemudian meningkat menjadi 4,3 persen tahun 2013, dan menjadi 4,7 persen pada tahun 2014.

Dirjen Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nugroho, mengatakan alasan banyaknya penyebaran TB di lingkungan rutan dan lapas adalah karena fasilitas yang kurang memadai. Terdapat 463 rutan di Indonesia yang berkapasitas 105 ribu orang namun rata-rata diisi sampai 160 ribu orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Hasil Tes Thorax Positif Tapi Tes Dahak Negatif, Sudah Pasti TBC?

Adanya kelebihan kapasitas sebesar 55 persen dikatakan Nugroho tentunya akan mempermudah masalah muncul terutama masalah kesehatan.

"Tata ruangan khusus untuk isolasi belum ada. Jadi sementara ini meminjam sel isolasi pelanggar di dalam. Dengan penghuni yang overkapasitas kita kesulitan mencari ruangan untuk sementara mengisolasi pasien terduga TB," ujar Nugroho ketika ditemui di Rutan Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2015).

Selain kesulitan mencari ruang isolasi, kapasitas yang melebihi batas juga membuat lingkungan semakin pengap. Sirkulasi udara tidak lancar karena memang lingkungan rutan dan lapas dibuat lebih tertutup dari bangunan biasanya.

Nugroho juga mengatakan tenaga kesehatan di rutan dan lapas masih kurang. Di Cipinang sendiri terdapat 15 tenaga medis yang harus melayani 3.000 lebih warga binaan setiap hari.

Baca juga: Doa Para Pengidap HIV dari Balik Jeruji Penjara

(up/up)

Berita Terkait