Infeksi Malaria yang Kebal Obat Semakin Meluas di Asia Tenggara

Updated

Infeksi Malaria yang Kebal Obat Semakin Meluas di Asia Tenggara

- detikHealth
Jumat, 27 Feb 2015 15:05 WIB
Infeksi Malaria yang Kebal Obat Semakin Meluas di Asia Tenggara
ilustrasi (Foto: thinkstock)
London -

Penyakit malaria yang sepenuhnya kebal terhadap obat antimalaria artemisinin menyerang Myanmar dan kini terindikasi meluas ke India. Peneliti mengatakan sejarah kelam saat pertama kali malaria mewabah dan tidak ada obatnya berpotensi terulang kembali.

Jika penyakit malaria yang kebal terhadap artemisinin menyebar ke seluruh Asia atau bahkan sampai Afrika maka ada jutaan nyawa terancam. World Health Organization (WHO) sebelumnya melaporkan bahwa usaha global telah sukses memangkas jumlah kasus malaria di dunia, namun keberhasilan ini akan terancam jika malaria jenis baru dibiarkan menyebar.

Baca juga: Belum Kebal, Begini Kondisi Resistensi Kuman Malaria di Indonesia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Myanmar kita anggap sebagai garda terdepan dalam pertempuran melawan malaria yang kebal artemisinin, karena dari situ ia bisa menyebar ke seluruh dunia," kata Charles Woodrow, peneliti dari unit penelitian penyakit tropis Mahidol-Oxford University seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (26/2/2015).

Dalam studi yang dipublikasi di jurnal The Lancet Infectious Diseases, tim yang dikepalai Woodrow mengumpulkan 940 sampel parasit malaria dari 55 tempat penanganan malaria. Sekitar 40 persen sampel parasit telah mengalami mutasi pada gennya yang mengakibatkan obat artemisinin tak efektif lagi.

Kasus infeksi malaria resistan dilaporkan sudah ada di Kamboja, Laos, Thailand, dan Myanmar. parasit yang bermutasi ini dikatakan oleh Woodrow penyebarannya terlihat mulai mendekati India.

Pada tahun 1950 sampai tahun 1970 malaria menyebar dari Asia ke Afrika dan dokter mengobatinya dengan obat chloroquine. Namun parasit membangun kekebalan terhadap chloroquine sehingga obat diganti dengan sulphadoxine-pyrimethamine (SP) yang sekali lagi parasit membangun kekebalan kemudian menyebar ke Afrika setelah sebelumnya ditemukan di Kamboja. Jutaan orang meninggal dalam periode ini karena parasit terus bermutasi membentuk kekebalan terhadap obat.

SP saat ini diganti dengan artemisinin dan para ilmuwan takut sejarah akan terulang kembali. Jika parasit resistan menyebar sampai ke Afrika maka jutaan nyawa akan kembali melayang sampai obat yang baru ditemukan.

"Bukti pada penyebaran global parasit yang resistan terhadap chloroquine menunjukkan bahwa akan ada peningkatan kasus dan jumlah kematian," tutup Woodrow.

Baca juga: Ditemukan Jenis Baru, Nyamuk Malaria Super Kini Kebal Insektisida

(up/up)

Berita Terkait