Sekiter 120 ribu orang di Fukushima masih belum bisa kembali ke rumahnya karena takut radiasi yang masih tinggi di beberapa tempat. Isu kesehatan akibat radiasi nuklir menjadi momok dan hal yang kontroversial di daerah tersebut.
Baca juga: Potret Fukushima, 3 Tahun Setelah Kecelakaan Nuklir
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megumi Muto adalah salah satu orang tua yang anaknya terdiagnosis kanker tiroid. Ia yakin kanker pada anaknya disebabkan oleh krisis PLTN Fukushima tahun 2011 lalu.
"Saya merasa sangat kesal. Saya rasa pihak berwajib menutup-nutupi bahaya yang sebenarnya dan kini banyak anak mulai terdiagnosa," ujar Muto seperti dikutip dari ABC Australia pada Kamis (12/3/2015).
Beberapa ilmuwan Jepang mengatakan bahwa peningkatan kanker tiroid terjadi karena efek banyak dilakukan pemeriksaan dengan perlengkapan yang lebih sensitif. Akan tetapi ada juga ilmuwan yang berpendapat bahwa kasus kanker tiroid perlu diinvestigasi lebih jauh karena peningkatannya cukup signifikan.
Peningkatan kasus kanker tiroid memang diperkirakan baru akan muncul setelah empat atau lima tahun setelah bencana nuklir. Pada kasus bencana nuklir di Chernobyl, Rusia, sekitar enam ribu anak terkonfirmasi idap kanker.
Sumio Kono salah satu teknisi yang sudah bekerja 29 tahun di PLTN mengatakan tingkat radiasi perlu diinvestigasi. Saat dirinya melakukan pemeriksaan radiasi secara individual, ia temukan tingkat radiasi yang 100 kali lipat lebih besar daripada di kota pada salah satu sekolah di Fukushima.
"Mereka masih belum dekontaminasi area di mana anak-anak tinggal atau sekolah, bahkan setelah empat tahun berlalu. Kampung saya di Namie hancur akibat bencana dan saya tak melihat ada masa depan yang cerah. Banyak orang merasa depresi karena terisolasi," tutup Kono.
Baca juga: Celana Dalam Tercanggih, Bisa Lindungi Kelamin dari Radiasi Nuklir
(fds/vta)











































