Empat Tahun Fukushima, Sisa Radiasi Diduga Picu Kanker Pada Anak

Empat Tahun Fukushima, Sisa Radiasi Diduga Picu Kanker Pada Anak

- detikHealth
Kamis, 12 Mar 2015 08:05 WIB
Empat Tahun Fukushima, Sisa Radiasi Diduga Picu Kanker Pada Anak
Illustrasi: Thinkstock
Fukushima - Empat tahun yang lalu pada Maret 2011 Jepang dihantam gempa besar berskala 9.0 richter yang membuat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima rusak. Radiasi nuklir dari PLTN yang rusak tersebut hingga kini masih terus ada dan diduga meningkatkan risiko penduduknya terserang kanker.

Sekiter 120 ribu orang di Fukushima masih belum bisa kembali ke rumahnya karena takut radiasi yang masih tinggi di beberapa tempat. Isu kesehatan akibat radiasi nuklir menjadi momok dan hal yang kontroversial di daerah tersebut.

Baca juga: Potret Fukushima, 3 Tahun Setelah Kecelakaan Nuklir

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum bencana terjadi setidaknya ada satu atau dua kasus kanker tiroid pada satu juta anak di Jepang. Namun kini di Fukushima ada lebih dari 100 kasus kanker tiroid pada 300 ribu anak yang telah diperiksa.

Megumi Muto adalah salah satu orang tua yang anaknya terdiagnosis kanker tiroid. Ia yakin kanker pada anaknya disebabkan oleh krisis PLTN Fukushima tahun 2011 lalu.

"Saya merasa sangat kesal. Saya rasa pihak berwajib menutup-nutupi bahaya yang sebenarnya dan kini banyak anak mulai terdiagnosa," ujar Muto seperti dikutip dari ABC Australia pada Kamis (12/3/2015).

Beberapa ilmuwan Jepang mengatakan bahwa peningkatan kanker tiroid terjadi karena efek banyak dilakukan pemeriksaan dengan perlengkapan yang lebih sensitif. Akan tetapi ada juga ilmuwan yang berpendapat bahwa kasus kanker tiroid perlu diinvestigasi lebih jauh karena peningkatannya cukup signifikan.

Peningkatan kasus kanker tiroid memang diperkirakan baru akan muncul setelah empat atau lima tahun setelah bencana nuklir. Pada kasus bencana nuklir di Chernobyl, Rusia, sekitar enam ribu anak terkonfirmasi idap kanker.

Sumio Kono salah satu teknisi yang sudah bekerja 29 tahun di PLTN mengatakan tingkat radiasi perlu diinvestigasi. Saat dirinya melakukan pemeriksaan radiasi secara individual, ia temukan tingkat radiasi yang 100 kali lipat lebih besar daripada di kota pada salah satu sekolah di Fukushima.

"Mereka masih belum dekontaminasi area di mana anak-anak tinggal atau sekolah, bahkan setelah empat tahun berlalu. Kampung saya di Namie hancur akibat bencana dan saya tak melihat ada masa depan yang cerah. Banyak orang merasa depresi karena terisolasi," tutup Kono.

Baca juga: Celana Dalam Tercanggih, Bisa Lindungi Kelamin dari Radiasi Nuklir

(fds/vta)

Berita Terkait