Ciri khas abrasi gigi yang disebabkan oleh menyikat gigi yang terlalu keras yaitu terbentuknya lekuk-lekuk 'V' pada bagian leher gigi (daerah di dekat gusi). Abrasi gigi dapat mengenai permukaan email (permukaan paling luar) bahkan mencapai permukaan yang lebih dalam yaitu dentin. Apabila abrasi gigi sudah mengenai permukaan gigi yang semakin dalam (dentin gigi terbuka), maka akan menyebabkan gigi sensitif.
drg Oktri Manesa dari Oktri Manesa Dental Clinic mengatakan bahwa abrasi gigi terjadi karena teknik menyikat gigi yang terlalu keras dan salah. Menyikat gigi seharusnya jangan menggunakan bulu sikat yang terlalu keras dan arahnya pun harus benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gigi Sensitif Tidak Bisa Disepelekan, Ini Alasannya
Kesalahan mendasar soal teknik menyikat gigi ini masih sering dijumpai drg Oktri di mana-mana, termasuk kota besar seperti Jakarta. Umumnya, abrasi gigi terjadi ketika seseorang sudah menginjak dewasa.
"Kalau menyikat giginya dari gigi ke gusi, kan lama-lama nanti gusinya turun. Bagian akar gigi yang dekat saraf kan sensitif, makanya nyeri atau ngilu," ungkapnya lagi.
drg Oktri juga menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk menangani abrasi gigi adalah dengan melakukan penambalan. Bagian akar gigi yang terbuka ditutup dengan tambalan khusus, sehingga tak akan terekspos dengan rangsangan.
Karena itulah, ia mengatakan bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Pendidikan dasar soal bagaimana teknik menyikat yang baik dan benar harus diajarkan kepada anak-anak dari kecil sehingga ketika dewasa, tidak ada masalah gigi dan mulut yang hinggap.
"Pokoknya menyikat gigi anak-anak itu berputar melingkar, lalu menyikat itu dari gusi ke gigi bukan gigi ke gusi. Jangan lupa bagian belakang gigi juga harus disikat," tuturnya.
Baca juga: Inilah Do's & Dont's Untuk Para Penderita Gigi Sensitif
(Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































