Masih Ada Pasien TB yang Malu Berobat, Aksi Ketuk Pintu pun Digelar

Hari TB Sedunia

Masih Ada Pasien TB yang Malu Berobat, Aksi Ketuk Pintu pun Digelar

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 24 Mar 2015 13:01 WIB
Masih Ada Pasien TB yang Malu Berobat, Aksi Ketuk Pintu pun Digelar
Foto: Reza/detikHealth
Jakarta - Hari peringatan tuberkulosis (TB) sedunia jatuh pada hari ini, 25 Maret. Lay‎anan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa sebagai salah satu mitra program Community TB Care Kementerian Kesehatan pun mengadakan aksi ketuk pintu. Aksi ini digelar karena masih ada pasien TB yang malu berobat.

dr Nahdlatul Ulami, ‎Kepala Bagian Pelayanan Medis LKC DD mengatakan aksi ketuk pintu dilakukan oleh para kader. Kader kesehatan sudah terlebih dahulu mendapatkan pembekalan soal TB, dan hari ini akan turun ke pemukiman warga untuk melakukan sosialisasi soal TB.

"Salah satu yang menjadi perhatian kami adalah menurunnya angka penemuan pasien TB. Dikhawatirkan penurunan ini terjadi bukan karena hilang, tapi karena masyarakat malu ke fasilitas kesehatan untuk berobat," tutur dokter yang akrab disapa dr Nilam tersebut kepada detikHealth, Selasa (25/3/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gara-gara Mitos, Masyarakat Masih Ada yang Anggap TB Penyakit 'Kiriman'

Dijelaskan dr Nilam bahwa rasa malu karena memiliki penyakit TB memang masih terjadi di masyarakat. Rasa malu terjadi karena orang dengan penyakit TB kerap dijauhi oleh masyarakat lainnya. Hal inilah yang ingin coba dihilangkan oleh dr Nilam.

"Memang bisa menular ya, tapi jangan takut. Karena kalau sudah diobati dan melakukan pengobatan kan bisa sembuh total, nggak akan menularkan TB lagi," tuturnya.

Aksi ketuk pintu ini dilakukan di tujuh wilayah, yakni Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Bogor, Kabupaten Bogor, Bekasi, Palembang dan Makassar.

Masing-masing daerah menerjunkan 30 kader kesehatan, dengan target satu kader mengunjungi 10 rumah. Total, ada 2.100 rumah yang dikunjungi oleh para kader dan diharapkan dapat mensosialisasikan soal bahaya TB, pentingnya pengobatan rutin dan mau berobat ke dokter.

"Harapannya dengan adanya kegiatan ini, masyarakat yang merasa sebagai suspek TB, bisa berani dan mau diobati oleh tenaga kesehatan. Seperti yang kita tahu kan obat TB gratis dari puskesmas," tutupnya. (Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)

Berita Terkait