Tes DNA Paling Bagus Pakai Darah, Cuma Butuh 24 Jam untuk Tahu Hasilnya

Tes DNA Paling Bagus Pakai Darah, Cuma Butuh 24 Jam untuk Tahu Hasilnya

- detikHealth
Kamis, 26 Mar 2015 19:00 WIB
Tes DNA Paling Bagus Pakai Darah, Cuma Butuh 24 Jam untuk Tahu Hasilnya
Illustrasi: Thinkstock
Jakarta - DNA sebagai cetak biru manusia bisa didapat dari akar rambut, gigi, tulang hingga kulit. Namun dari semua sampel tersebut darahlah yang memiliki kualitas paling baik untuk mendapatkan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) seseorang.

dr Herawati Sudoyo, PhD, Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan bahwa sampel DNA berupa bercak darah merupakan sampel paling baik untuk digunakan dalam uji forensik. Sebabnya, bercak darah dalam jumlah sedikit saja sudah mampu menghasilkan banyak DNA.

"Kalau untuk pemeriksaan forensik tidak perlu banyak-banyak. Setitik (darah) saja sudah bisa menghasilkan banyak DNA. Sehingga proses identifikasi menjadi lebih mudah," tutur dr Hera dalam lokakarya Tes DNA untuk Delik Susila di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jl Pangeran Diponegoro, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/3/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 1 ml darah dapat menghasilkan banyak DNA untuk diidentifikasi. Bahkan dr Hera mengatakan bahwa proses identifikasi DNA menggunakan bercak darah tak memakan waktu lama, cukup 24 jam.

"Duapuluh empat jam selesai, asalkan kita tidak tidur. Ya kalau kasusnya biasa, menggunakan bercak darah rata-rata 2 hari sudah keluar hasilnya. Lain kalau kasusnya kompleks, dan identifikasinya menggunakan tulang dan sudah tercampur bakteri atau jamur karena penyimpanan yang tidak baik, makanya saya katakan rata-rata tes DNA butuh waktu 5 hari," tambahnya lagi.

Baca juga: Begini Cara Tes DNA Bantu Korban Kekerasan Seksual

Bercak darah yang didapat tak harus masih berbentuk cairan. Pada korban kekerasan seksual misalnya, bercak darah kering akibat penetrasi paksa di bagian vagina atau anus masih dapat digunakan sebagai sampel.

Masalahnya, sangat sedikit korban yang melaporkan dirinya segera setelah kejadian. Korban biasanya sudah membersihkan diri dan berganti pakaian, sebelum akhirnya melapor untuk dilakukan tes DNA.

Dijelaskan dr Hera bahwa batas maksimal sampel DNA yang baik adalah 72 jam atau 3 hari setelah kejadian. Jika sudah melewati batas waktu itu bukannya tak bisa diidentifikasi, namun jejak DNA pelaku di tubuh korban hanya tinggal sedikit dan menambah waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan identifikasi.

"Pada korban kekerasan vagina atau rektum tetap harus diambil sampel DNAnya, meskipun korban sudah membersihkan diri. Karena memang begitu standarnya, supaya jejak sekecil apapun terlacak," pungkasnya.

Baca juga: Mengintip Prosedur Identifikasi DNA di Laboratorium

(rsm/up)

Berita Terkait