dr Siska S Danny, SpJP, FIHA, dari RS Jantung Harapab Kita mengatakan bahwa munculnya tensimeter atau alat pengukur tekanan darah yang bersifat portable sangat membantu pasien. Kekhawatiran muncul karena pada beberapa kasus, pasien menghentikan pengobatan dengan alasan tekanan darahnya sudah kembali normal.
"Padahal itu tidak boleh. Sebabnya pengobatan hipertensi itu panjang, dan tujuannya untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Kalau diukur di rumah dan ternyata tensinya normal bukan berarti boleh tiba-tiba berhenti berobat. Harus konsultasi ke dokternya dulu untuk melihat apakah ada gejala lain, atau pengobatannya diubah," tutur dr Siska, dalam temu media Omron Health Care di Hotel Le Meridien, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (31/3/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Siska mengatakan bahwa hipertensi adalah penyakit yang sangat rentan menimbulkan komplikasi. Komplikasi ringan dapat berupa sakit kepala berat, rasa lelah berkepanjangan, hingga nyeri dada dan sesak napas. Sementara komplikasi berat dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa memang sebaiknya pasien hipertensi memiliki alat pengukur tekanan darah mandiri di rumah. Ada tiga keutamaan memiliki alat pengukur tekanan darah, yakni konfirmasi diagnosis, monitoring terapi serta memperkuat compliance (kepatuhan) pasien dalam menjalani pengobatan.
"Konfirmasi diagnosis itu dibutuhkan untuk memastikan pasien benar-benar mengidap hipertensi. Kadang ada pasien yang dirumah diukur tekanan darahnya normal, sementara di rumah sakit tinggi, atau sebaliknya," tuturnya lagi.
Sementara itu monitoring terapi bertujuan untuk melihat perkembangan pasien ketika menjalani pengobatan. Apakah pengobatan yang dilakukan tepat atau tidak, pasien bisa mengukur tensinya sendiri di rumah untuk selanjutnya didiskusikan ketika berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: Hati-hati, Kurang Tidur Tingkatkan Tekanan Darah Pada Malam Hari
Terakhir, mengukur tekanan darah tinggi secara mandiri juga memperkuat kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Dengan mengukur tekanan darah sendiri, pasien akan memiliki niat yamg lebih besar untuk sembuh karena merasa bertanggung jawab terhadap tubuhnya.
"Karena konsep kita adalah pasien sebagai partner. Dokter dan pasien bekerja sama untuk membuat pasien sembuh dan sehat. Kalau pasien mengukur tensi sendiri di rumah kan dia akan merasa lebih terlibat dalam pengobatan, otomatis tanggung jawab sekaligus kepatuhan atau compliancenya akan lebih besar," pungkasnya. (Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































