Kerap disebutkan bahwa sunat atau khitan bisa memberikan manfaat kesehatan. Namun seorang seniman asal Italia tidak setuju dengan praktik sunat. Dia merasa dirugikan setelah menjalani sunat beberapa tahun lalu. Tak disebutkan apa kerugiannya, yang jelas aksi protesnya diungkapkan melalui kegiatan membagikan replika kulup penis sebagai 'suvenir' bagi mereka yang menyumbang dana untuk kampanye penghentian prakytik sunat.
Ya, bagi seniman bernama Vincenzo Aiello ini, sirkumsisi atau khitan merupakan isu sensitif. Aiello mengaku pernah menjalani prosedur ini, tepatnya sembilan tahun lalu, 'untuk sebuah alasan medis'.
Namun entah karena prosedur itu malah mendatangkan kerugian baginya atau alasan lain, yang pasti kemudian Aiello merasa praktik medis ini harus dihentikan. Kampanye yang ia galakkan diberi tajuk 'HUFO: The Missing Link'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membiayai kampanyenya tersebut, Aiello kemudian melakukan upaya penggalangan dana lewat situs Kickstarter. Barangsiapa yang mau mendonasikan 1.000 dollar AS (Rp 13 juta) untuk kampanye itu, ia akan memberikan suvenir berupa replika kulup kemaluan pria yang terbuat dari silikon.
"Sirkumsisi mulai populer di Amerika sehingga para orang tua di sana lupa bahwa sirkumsisi tak ubahnya tindakan operasi. Padahal di Barat, operasi baru boleh dilakukan dengan alasan medis yang mendesak, bukannya tanpa pertimbangan," tegas Aiello dalam laman penggalangan dananya, www.kickstarter.com, Rabu (1/4/2015).
Rencananya, lanjut Aiello, mereka membutuhkan dana sebesar 40.000 dollar AS (Rp 523 juta) untuk melancarkan kampanye tersebut. Hanya saja baru beberapa hari diluncurkan, seniman itu mengaku telah berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar 12.000 dollar (Rp 156 juta).
Baca juga: Kapan Sih Usia Ideal Anak Disunat?
Para aktivis anti-sirkumsisi seperti Aiello berargumen bahwa tindakan medis ini dapat mengurangi sensitivitas penis pria, dan mereka tidak sepakat bila orang tua membiarkan anaknya dikhitan karena kelak yang merasakan dampak negatifnya adalah si anak.
Di samping merencanakan kampanye ini, Aiello juga menduduki posisi presiden dari Foregon, sebuah perusahaan yang berupaya mengembangkan sebuah teknologi untuk mengembalikan kulup penis para pria yang telah dikhitan sejak kecil.
Terlepas dari protes Aiello, para pakar telah lama menyebut bahwa sunat benar-benar memberikan manfaat untuk kesehatan pria, mulai dari mengurangi penumpukan kotoran hingga menghindari risiko kanker penis. Bahkan pada pria yang mengalami kelainan tertentu yang disebut fimosis, kelaminnya harus disunat. Fimosis merupakan kondisi di mana kulit penis melekat dengan kepala penis. Akibatnya, kepala penis tidak bisa terbuka atau malah menghalangi lubang saluran air kencing.
Kondisi ini membuat kotoran hasil pengeluaran kelenjar kulup menumpuk di sekitar kepala penis atau disebut smegma. Jika dibiarkan, kuman atau bakteri yang menumpuk akan merambat ke saluran kencing dan pada akhirnya memicu infeksi. Untuk mengatasinya, sunat mutlak diperlukan.
Ini bukan berarti pria yang tidak disunat maka akan serta-merta terkena kanker penis, namun sunat bisa meminimalkan risiko. "Tentu sunat banyak sekali manfaatnya. Namun yang sudah pasti, sunat bermanfaat mencegah kanker penis, mencegah infeksi pada penis, dan ada satu penelitian yang menyatakan sunat dapat membuat mengurangi risiko infeksi HIV. Namun itu belum bisa dipastikan atau belum jelas," kata dr Eddy Karta, SpKK, spesialis kulit dan kelamin RSCM.
(lil/vta)











































