Isu rekayasa genetik kini menjadi perbincangan yang kembali diperdebatkan oleh ilmuwan semenjak munculnya teknologi CRISPR. Dengan teknologi tersebut mengedit DNA kini menjadi semakin presisi dan membawa kemajuan pesat di ilmu genetik.
Baca juga: Ilmuwan Tiongkok Lakukan Rekayasa Genetik Pada Embrio Manusia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemajuan teknologi telah memberi kita cara baru untuk mengedit gen dengan lebih elegan, tapi tetap ada argumen kuat untuk tidak melakukan hal tersebut. Masalah etika muncul karena ini bisa mempengaruhi generasi berikutnya tanpa persetujuan mereka dan tidak ada alasan medis yang kuat untuk melakukannya," papar Collins seperti dikutip dari BBC pada Senin (4/5/2015).
Collins menegaskan bahwa NIH tidak akan mendanai penelitian sejenis ini di AS.
Apa yang telah dilakukan oleh ilmuwan Tiongkok memicu seruan global untuk menghentikan penelitian modifikasi DNA seperti yang dipublikasi di jurnal Nature. Para ilmuwan dunia lain khawatir bahwa eksperimen telah dilakukan diam-diam di suatu tempat.
Dr Marcy Darnovsky dari Center for Genetics and Society di AS mengatakan bahwa apa yang dilakukan para ilmuwan Tiongkok sebetulnya tak terlalu dibutuhkan. Penyakit keturunan akibat kecacatan DNA saat ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan embrio sebelum berkembang.
"Tidak ada alasan medis yang cukup persuasif untuk melanggar pantangan memodifikasi DNA karena penyakit bawaan dapat dicegah dengan teknik skrining embrio," pungkas Darnovsky.
Baca juga: Ilmu Terus Maju, Era Bayi Modifikasi Genetik Sudah Di Depan Mata (Firdaus Anwar/AN Uyung Pramudiarja)











































