Kuat atau Lemahnya Jabat Tangan Tunjukkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Kuat atau Lemahnya Jabat Tangan Tunjukkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

- detikHealth
Jumat, 15 Mei 2015 13:05 WIB
Kuat atau Lemahnya Jabat Tangan Tunjukkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Jabat tangan merupakan salah satu cara sapaan yang paling umum. Namun tahukah Anda bahwa jabat tangan juga bisa menunjukkan risiko penyakit kardiovaskular yang dimiliki seseorang?

Sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada menemukan bahwa jabat tangan yang kuat menunjukkan fungsi jantung yang baik. Sebaliknya, jabat tangan yang lemah menunjukkan bahwa ada masalah di sistem kardiovaskular, yang bisa berujung pada penyakit stroke atau serangan jantung.

"Jabat tangan bisa menjadi tes yang mudah dan murah untuk menilai risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang dimiliki seseorang," tutur Darryl Leong, dari McMaster University Hamilton, Ontario, Kanada, dikutip dari ABC Australia, Jumat (15/5/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mudah Sakit atau Tidak, Kenali dari Cara Jabat Tangannya

Dilanjutkan Darryl, jabat tangan dapat menjadi skrining yang efektif bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Dengan jabat tangan, dokter dan tenaga kesehatan dapat mengetahui apakah pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskular dan dapat mencegah komplikasi jika pasien ternyata sudah mengidap penyakit kronis lainnya.

Penelitian ini dilakukan kepada 140 ribu pasien dengan rentang usia 35 hingga 70 tahun. Pasien berasal dari 17 negara dan kesehatannya dimonitor selama 4 tahun oleh para peneliti.

Menggunakan alat bernama Jamar dynamoemeter, para pasien diminta untuk meremas alat tersebut, mirip dengan gerakan jabat tangan. Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur kekuatan otot yang ada di tangan.

Nah, penelitian mengungkap bahwa setiap pengurangan kekuatan otot memiliki pengaruh terhadap meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Tiap kekuatan otot tangan berkurang 5 kg, risiko kematian karena penyakit kardiovaskular meningkat 16 persen.

Di sisi lain, penurunan ini juga berpengaruh terhadap risiko serangan jantung dan store. Semakin lemah kekuatan tangan Anda, makan risiko kematian akibat serangan jantung meningkat menjadi 7 persen dan stroke meningkat sampai 9 persen.

Hanya saja, peneliti mengatakan jabat tangan tidak memiliki kaitan dengan penyakit lain seperi diabetes, penyakit pernapasan dan cedera. Meski begitu, peneliti percaya jabat tangan lebih akurat untuk mengukur risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular daripada mengukur tekanan darah sistolik.

Baca juga: Studi: Beda Cara Salaman, Beda Pula Risiko Transfer Kuman

(mrs/up)

Berita Terkait