Generasi 90-an Disebut Punya Risiko Kena Diabetes Tiga Kali Lebih Besar

Generasi 90-an Disebut Punya Risiko Kena Diabetes Tiga Kali Lebih Besar

- detikHealth
Kamis, 21 Mei 2015 10:05 WIB
Generasi 90-an Disebut Punya Risiko Kena Diabetes Tiga Kali Lebih Besar
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Diabetes memang umumnya dialami seseorang karena faktor gaya hidup. Nah, baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan bahwa pada anak yang lahir di tahun 90-an, risiko diabetes bisa tig akali lebih tinggi lho. Mengapa begitu?

Sebuah penelitian yang dilakukan University College London menemukan bahwa anak-anak yang lahir pada kisaran tahun 1990-an cenderung mengalami kegemukan dibandingkan orang tua dan kakek nenek mereka. Para peneliti memperingatkan tren aneh yang mengancam dan berbahaya bagi masyarakat yakni tentang bahaya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, arthritis dan diabetes tipe 2.

Penelitian ini menemukan bahwa anak yang terlahir pada era 90-an ternyata benar memiliki kecenderungan terkena obesitas dibandingkan mereka yang lahir antara tahun 1950 sampai 1980-an. Sekitar seperlima anak laki-klaki dan seperempat anak perempuan yang lahir setelah tahun 1990 mengalami gejala obesitas sejak usia sepuluh tahun. Dibandingkan dengan hanya tujuh persen anak laki-laki dan sebelas persen anak perempuan yang berisiko diabetes dan lahir baik pada tahun 1940 atau 1970.

"Saya memperingatkan anak-anak di era sekarang ini di mana semuanya serba praktis supaya tidak bermalas-malasan dan tidak selalu makan junk food. Kanker, penyakit jantung dan diabetes berasal dari gaya hidup yang buruk," ucap Simon Stevens, kepala National Health Services (NHS), dikutip dari Daily Mail, Kamis (21/5/2015).

Hanya ada sedikit penelitian yang perihatin dengan fenomena obesitas yang meningkat dari waktu ke waktu di Inggris. Para peneliti memeriksa 56,632 peserta dewasa dan anak-anak yang lahir pada tahun 1940-an ke atas dan mendata berat badan beserta tinggi badan. Berat dan tinggi badan sangat menentukan peluang terkena obesitas pada suatu generasi.

Baca juga : Kuat atau Lemahnya Jabat Tangan Tunjukkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Dalam jurnal Plos Medicine, peneliti memperingatkan bahwa wabah obesitas merupakan ancaman kesehatan masyarakat terburuk bahkan di negara berpenghasilan tinggi dengan infrastruktur dan perawatan kesehatan yang baik. Tren ini akan berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat dalam beberapa dekade yang akan datang.

Profesor Rebecca Hardy, ahli bidang kesehatan dan penuaan di University College London mengatakan semakin seseorang mengalami kegemukan, maka semakin besar risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, arthiritis dan tekanan darah tinggi.

"Sementara penelitian lain telah menunjukkan bahwa kehilangan berat badan akibat masa puber dapat membantu mengurangi risikonya. Penelitian ini menunjukkan bahwa Inggris perlu menargetkan intervensi kesehatan publik di usia muda demi menggurangi obesitas," pungkas Profesor Rebecca.

Saat ini sekitar 60 persen orang dewasa mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Namun diprediksi akan naik dua per tiga dari wanita dan tiga perempat pada pria di tahun 2030. Para ahli juga menekankan bahwa penyakit terkait obesitas bisa menimbulkan kerugian ekonomi setidaknya Rp 500 juta untuk biaya pengobatannya.

Baca juga :Ini Sebabnya Makan Junk Food Berlebihan Bisa Picu Obesitas


(Radian Nyi Sukmasari/AN Uyung Pramudiarja)

Berita Terkait