Agata Blachnio dari John Paul II Catholic University of Lublin melakukan penelitian terkait hal ini dan berusaha melihat bagaimana penggunaan Facebook berkaitan dengan depresi. Ia dan timnya memberikan pertanyaan untuk mengukur kesehatan mental dan tingkat adiksi 672 pengguna Facebook dari Polandia.
Mereka yang dikategorikan kecanduan adalah mereka yang menggunakan Facebook berlebih sampai mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan interpersonal.
Baca juga: Waspada, Telalu Eksis di Sosial Media Bisa Picu Tindak Kriminal
Studi yang telah dipublikasi di European Psychiatry ini kemudian menemukan adanya hubungan positif antara tingkat penggunaan Facebook dengan depresi. Semakin tinggi pengguna menghabiskan waktu di Facebook makin tinggi pula tingkat depresinya.
Dr Robert Cloninger dari Washington University School of Medicine yang tak terlibat dalam studi ini berkomentar bahwa cenderungnya orang yang keranjingan memiliki tingkat kepercayaan diri rendah tapi selalu ingin tahu. Facebook menjadi pengganti untuk bisa mengenal orang tanpa harus bertatap muka.
"Ini tak memberikan Anda perasaan intim yang nyata. Tak membangun rasa saling percaya dalam hubungan yang harusnya mendalam dan jujur," ujar Cloninger seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (4/6/2015).
"Orang-orang yang mencoba menggunakan Facebook dengan alasan tersebut adalah orang yang paling rentan karena takut dipermalukan, diserang, dan ditolak," pungkasnya.
Baca juga: Mulai Kecanduan Media Sosial atau Tidak? Kenali 5 Ciri-cirinya
(fds/ajg)











































