Catat, Ini 4 Fakta Penting tentang MERS di Korea Selatan

Catat, Ini 4 Fakta Penting tentang MERS di Korea Selatan

Rahma Lilahi Sativa - detikHealth
Kamis, 04 Jun 2015 18:48 WIB
Catat, Ini 4 Fakta Penting tentang MERS di Korea Selatan
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Hingga Kamis (4/6) ini, pemerintah Korea Selatan memastikan ada 35 kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) positif di negara mereka. Sekitar 1.300 warga lainnya harus menjalani karantina. Mau tak mau warga Korea dibuat panik karenanya.
 
Wabah MERS yang muncul di Korea ini dianggap sebagai yang terbesar di luar Arab Saudi, negara awal di mana sindrom ini merebak. Untuk memberikan gambaran, berikut fakta-fakta tentang MERS di Korea seperti dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (4/6/2015).
 

1. Dimulai dari 1 pasien

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Pasien MERS pertama Korea merupakan pebisnis yang mengelola sebuah perusahaan alat pertanian di Bahrain dan kembali ke Korea pada 4 Juni lalu. Karena jatuh sakit, pria ini kemudian dirawat di sebuah rumah sakit di Pyeongtaek, barat daya Seoul.

"Selain berbagi kamar dengan seorang pasien lain, diduga infeksi ini menyebar karena si pasien keluar kamar untuk melakukan pemeriksaan, dan sempat bersin-bersin serta batuk di lorong rumah sakit," ungkap Kim Woo Joo, dokter ahli penyakit menular.

Sebelum masuk rumah sakit itu, ia telah mengunjungi 4 klinik. Akibatnya sejumlah pasien dari 3 klinik di antaranya dinyatakan positif terkena MERS. Namun pemerintah tidak mengungkapkan di rumah sakit mana pasien ini dirawat, hanya saja rumah sakit di Pyeongtaek tersebut telah ditutup dan seluruh stafnya dikarantina.

"Pada waktu itu tak ada yang paham tentang MERS. Pasien datang ke fasilitas kami dan menyebarkan virus ini merupakan paparan yang tak terhindarkan," ungkap seorang perawat yang dikarantina di rumah dan menolak untuk diidentifikasi.

Seorang staf lain mengatakan meski berbisnis di Bahrain, pria ini ternyata sempat berkunjung ke Arab Saudi dan Abu Dhabi. Namun diakui, lamanya waktu yang terbuang untuk memastikan si pasien terkena MERS atau tidak, menyebabkan Korea Selatan kecolongan.

2. Sekitar 1.800 orang dikarantina

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sejak dipastikan ada 35 kasus MERS positif di Korea, sekitar 1.800-an orang yang diduga melakukan kontak dengan pasien menjalani karantina di fasilitas milik pemerintah maupun di rumah. 398 di antaranya dilaporkan memperlihatkan gejala MERS seperti demam dan gangguan pernapasan.

Terkait hal ini pemerintah memprediksi jumlah kasus MERS akan terus bertambah, namun mereka meyakinkan bahwa ini tidak akan mengancam kesehatan publik mengingat penyebaran hanya terjadi di rumah sakit. Tindak lanjutnya, mereka mempertimbangkan untuk menetapkan sejumlah rumah sakit di Korea sebagai tempat perawatan khusus untuk pemeriksaan maupun pengobatan terhadap pasien MERS.

Lebih dari 50 sekolah di Gyeonggi dan sekitarnya juga meliburkan siswanya untuk sementara terkait dengan merebahnya wabah MERS di Korea.

3. Jumlah penjualan masker meningkat tajam.

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sebuah laporan menyebut adanya peningkatan angka penjualan masker, terutama masker bedah di Seoul. Di sebuah jalan yang disebut sebagai 'pharmacy street', hampir semua orang terlihat mengenakan berbagai jenis masker bedah warna-warni.

"Minggu lalu, antara tanggal 23-31 Mei, penjualan masker di sini mencapai 709 persen, begitu juga dengan hand sanitizer yang mencapai 147 persen," ungkap Lee Sang Min, perwakilan dari Auction atau semacam eBay Korea, seperti dilaporkan npr.org dan dikutip Kamis (4/6).

4. Belum ada travel warning

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Meski WHO tidak merekomendasikan travel warning ke Korea, pemerintah setempat melarang orang yang sedang menjalani isolasi karena diduga tertular MERS untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Juru bicara Samsung juga mengungkapkan perjalanan bisnis yang akan dilakukan sejumlah pegawai perusahaan elektronik tersebut ke Tiongkok dibatalkan demi mengikuti instruksi pemerintah.

Di sektor pariwisata, sejumlah agen perjalanan mengabarkan lebih dari 300-an wisatawan membatalkan perjalanan mereka ke Korea Selatan karena wabah ini.
Halaman 2 dari 5
Pasien MERS pertama Korea merupakan pebisnis yang mengelola sebuah perusahaan alat pertanian di Bahrain dan kembali ke Korea pada 4 Juni lalu. Karena jatuh sakit, pria ini kemudian dirawat di sebuah rumah sakit di Pyeongtaek, barat daya Seoul.

"Selain berbagi kamar dengan seorang pasien lain, diduga infeksi ini menyebar karena si pasien keluar kamar untuk melakukan pemeriksaan, dan sempat bersin-bersin serta batuk di lorong rumah sakit," ungkap Kim Woo Joo, dokter ahli penyakit menular.

Sebelum masuk rumah sakit itu, ia telah mengunjungi 4 klinik. Akibatnya sejumlah pasien dari 3 klinik di antaranya dinyatakan positif terkena MERS. Namun pemerintah tidak mengungkapkan di rumah sakit mana pasien ini dirawat, hanya saja rumah sakit di Pyeongtaek tersebut telah ditutup dan seluruh stafnya dikarantina.

"Pada waktu itu tak ada yang paham tentang MERS. Pasien datang ke fasilitas kami dan menyebarkan virus ini merupakan paparan yang tak terhindarkan," ungkap seorang perawat yang dikarantina di rumah dan menolak untuk diidentifikasi.

Seorang staf lain mengatakan meski berbisnis di Bahrain, pria ini ternyata sempat berkunjung ke Arab Saudi dan Abu Dhabi. Namun diakui, lamanya waktu yang terbuang untuk memastikan si pasien terkena MERS atau tidak, menyebabkan Korea Selatan kecolongan.

Sejak dipastikan ada 35 kasus MERS positif di Korea, sekitar 1.800-an orang yang diduga melakukan kontak dengan pasien menjalani karantina di fasilitas milik pemerintah maupun di rumah. 398 di antaranya dilaporkan memperlihatkan gejala MERS seperti demam dan gangguan pernapasan.

Terkait hal ini pemerintah memprediksi jumlah kasus MERS akan terus bertambah, namun mereka meyakinkan bahwa ini tidak akan mengancam kesehatan publik mengingat penyebaran hanya terjadi di rumah sakit. Tindak lanjutnya, mereka mempertimbangkan untuk menetapkan sejumlah rumah sakit di Korea sebagai tempat perawatan khusus untuk pemeriksaan maupun pengobatan terhadap pasien MERS.

Lebih dari 50 sekolah di Gyeonggi dan sekitarnya juga meliburkan siswanya untuk sementara terkait dengan merebahnya wabah MERS di Korea.

Sebuah laporan menyebut adanya peningkatan angka penjualan masker, terutama masker bedah di Seoul. Di sebuah jalan yang disebut sebagai 'pharmacy street', hampir semua orang terlihat mengenakan berbagai jenis masker bedah warna-warni.

"Minggu lalu, antara tanggal 23-31 Mei, penjualan masker di sini mencapai 709 persen, begitu juga dengan hand sanitizer yang mencapai 147 persen," ungkap Lee Sang Min, perwakilan dari Auction atau semacam eBay Korea, seperti dilaporkan npr.org dan dikutip Kamis (4/6).

Meski WHO tidak merekomendasikan travel warning ke Korea, pemerintah setempat melarang orang yang sedang menjalani isolasi karena diduga tertular MERS untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Juru bicara Samsung juga mengungkapkan perjalanan bisnis yang akan dilakukan sejumlah pegawai perusahaan elektronik tersebut ke Tiongkok dibatalkan demi mengikuti instruksi pemerintah.

Di sektor pariwisata, sejumlah agen perjalanan mengabarkan lebih dari 300-an wisatawan membatalkan perjalanan mereka ke Korea Selatan karena wabah ini.

(lll/up)

Berita Terkait