Ya, dr Sita yang kini sudah berusia 33 tahun ini mengaku memang sudah 'jatuh cinta' dengan bidang kebidanan dan kandungan sejak masih kuliah S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.
"Saya sejak awal sudah suka dengan kebidanan. Mengapa? Saya senang menjadi bagian dari proses kelahiran. Ada momen di mana satu keluarga sama-sama menunggu dan ibu berjuang untuk melahirkan. Saya ingin bisa terlibat langsung dan menjadi bagian dari kebahagiaan keluarga tersebut," ungkap dr Sita kepada detikHealth, Senin (15/6/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu saya lulus saat itu masih bebas dan boleh langsung lanjut sekolah. Mumpung masih fresh, saya kuliah lagi," imbuhnya.
Menurut dr Sita, menjadi dokter spesialis kebidanan dan kandungan sangat menyenangkan. Jika selama ini masyarakat menilai profesi ini hanya sebatas tentang melahirkan saja, maka menurutnya ilmu kebidanan justru sangat luas.
dr Sita berpendapat bidang kebidanan dan kandungan tidak cuma mempelajari tentang proses melahirkan dan organ reproduksi wanita saja, tapi lebih dari iu. Bidang ini juga mempelajari semua siklus kehidupan wanita.
Dokter cantik yang lulus dari pendidikan spesialis dalam waktu 3,5 tahun ini juga mengaku bahagia bisa menjadi dokter spesialis di usia muda. Sebab prestasi ini membuat orang tuanya sangat bangga. "Orang tua menyekolahkan kan juga kerja keras. Saya bahagia bisa membuat mereka bangga. Alhamdulillah bisa lulus tanpa hambatan," tutur dokter yang kini praktik di RSPAD Gatot Subroto dan RSU Bunda Menteng ini.
Menjadi dokter spesialis di usia muda menurut dr Sita bukan tanpa tantangan, ia seringkali dikomentari oleh pasien karena dianggap terlalu muda. Namun menurutnya ini justru tantangan sekaligus bentuk penghargaan dari pasien. Sebab berarti pasien juga mengakui tak mudah menjadi dokter spesialis di usia muda.
"Kadang pasien ada yang bilang 'kok dokternya masih muda banget ya?'. Mungkin dianggapnya spesialis itu harus sudah tua, rambutnya sudah putih semua. Tapi di sini kesempatan saya untuk menjelaskan dan memberi pengobatan dengan baik. Alhamdulillah pasien saya tidak ada yang pindah dokter. Semuanya kan bergantung pada pembawaan kita," terang dr Sita.
Menjadi dokter spesialis di usia muda juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi dr Sita. Ia mengaku tak pernah dipandang sebelah mata oleh dokter-dokter senior. Ia justru bangga bisa mendapatkan kesempatan belajar lebih banyak dari dokter senior dan memperbanyak pengalaman.
Baca juga: Petugas Medis, Perawat dan Sopir Ambulans yang Jadi Pahlawan Ebola
Biodata
Nama lengkap: dr Sita Ayu Arumi, SpOG
TTL: Banyuwangi, 10 September 1981
Hobi: Travelling, dansa
Asal: Jawa Timur
Domisili: Salemba
Pendidikan:
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (lulus tahun 2005)
Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Fakultas Kedokteran UGM (lulus tahun 2010)
Pengalaman:
Bekerja di RSPAD Gatot Subroto (sampai dengan saat ini)
Bekerja di RSU Bunda Menteng (sampai dengan saat ini)
Bekerja di RSIA Budhi Jaya (sampai dengan saat ini)
Dutch School Fellowship for Gynecology Laparoscopy di Eindhoven Belanda tahun 2012
Mendalami robotic surgery di CUHK Jockey Club Minimally Invasive Surgical Skill Center Hongkong tahun 2014
Penghargaan:
Peserta terbaik Elancourt Advance Gynecology Laparoscopy di Prancis tahun 2012 (ajg/up)











































