Kena Kanker, Lina Nurfarida Harus Kehilangan Ovarium Saat Kelas 6 SD

Kisah Inspiratif Penyintas Kanker

Kena Kanker, Lina Nurfarida Harus Kehilangan Ovarium Saat Kelas 6 SD

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 29 Jun 2015 18:35 WIB
Kena Kanker, Lina Nurfarida Harus Kehilangan Ovarium Saat Kelas 6 SD
Lina Nurfarida (Foto: Vita/detikHealth)
Jakarta - Menjelang ujian kelulusan sekolah dasar (SD), Lina Nurfarida mengeluhkan perutnya yang membesar mirip orang yang sedang hamil 3 bulan. Mulanya dikira penyakit hati, ternyata Lina terkena kanker ovarium.

"Kanker ovarium sebenarnya bukan termasuk kanker yang banyak dialami anak. Saya nggak ngerti kenapa bisa kena. Saat itu saya masih 12 tahun. Tahu apa sih anak 12 tahun tentang ovarium," tutur Lina kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (29/6/2015).

Dituturkan Lina, hasil pemeriksaan di RS Kanker Dharmais kala itu memperlihatkan benjolan sebesar 18 cm di ovarium Lina. Dokter menyarankan agar operasi segera dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Posisinya kan pas mau ujian SD. Jadi saya ujian dulu, baru operasi. Saya juga harus kemoterapi sebanyak enam siklus," tambah perempuan berkerudung ini.

"Saya dulu nggak tahu kanker itu apa. Yang saya tahu, saya lagi sakit. Waktu mau operasi, kan ovarium saya diangkat, keluarga pada nangis. Saya sih masuk-masuk aja ke ruang operasi," kenang Lina.

Baca juga: Dulu Lawan Kanker dan Kini Sulit Berjalan Normal, Sari Tetap Semangat

Setelah enam siklus kemo selesai dijalani, Lina harus check up seminggu sekali, kemudian sebulan sekali, tiga bulan sekali, dan 1 tahun sekali. Hingga akhirnya dia menjalani CT scan dan dokter memastikan tidak ada lagi sel kanker di tubuh Lina.

Menurut Lina, ovarium yang diangkat tidak hanya satu tetapi dua-duanya. Lina kecil tentu belum paham apa dampaknya, namun seiring usianya yang bertambah dan penjelasan dari ibunya, Lina memahami.

"Artinya memang saya nggak akan bisa punya anak. Ibu saya menyetujui pengangkatan dua-duanya karena lebih memikirkan keselamatan saya. Kalau anak mungkin kelak saya bisa adopsi. Anak itu kan rezeki ya, bisa datang bagaimanapun caranya," lanjut perempuan berusia 20 tahun ini.

Atas apa yang dialaminya, Lina mengaku tidak minder. Bahwa segala sesuatu dalam hidup sudah diatur dengan baik oleh Tuhan, dan manusia hanya menjalaninya saja dengan baik. Saat sakit, tidak ada gunanya berputus asa. Lebih baik berikhtiar mencari kesembuhan.

"Orang itu ada lebih dan kurangnnya. Kalau ada kekurangan, kita gali kelebihan kita. Syukur-syukur bisa jadi inspirasi bagi orang lain," ucap Lina yang kini tercatat sebagai mahasiswi Jurusan Gizi, Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta.

Baca juga: Perjuangan Rini Hantam Leukemia di Masa Kecil
Halaman 2 dari 1
(vit/mrs)

Berita Terkait