Jus Jeruk dan Anggur Tingkatkan Risiko Kanker Kulit? Ini Kata Ahli

Jus Jeruk dan Anggur Tingkatkan Risiko Kanker Kulit? Ini Kata Ahli

Nita Sari - detikHealth
Selasa, 30 Jun 2015 17:59 WIB
Jus Jeruk dan Anggur Tingkatkan Risiko Kanker Kulit? Ini Kata Ahli
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Providence, AS - Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi segelas jus atau anggur setiap harinya mengalami peningkatan risiko melanoma, yakni sejenis kanker kulit. Namun, hal ini masih dipertanyakan oleh sejumlah ahli.

Berdasarkan penelitian lebih dari 100.000 orang dewasa Amerika Serikat selama 25 tahun, peneliti menemukan bahwa konsumsi teratur jus jeruk atau anggur bisa meningkatkan risiko pengembangan melanoma dibandingkan dengan orang yang menghindari makanan tersebut. Para ahli segera menekankan bahwa penemuan tersebut tidak membuktikan bahwa jeruk dapat menyebabkan kanker kulit.

"Meskipun demikian, senyawa tertentu dalam jeruk bisa menjelaskan hubungannya," ucap peneliti senior, dr Abrar Qureshi, ketua dermatologi di Brown University dan dermatologi di Rhode Island Hospital, seperti dikutip dari CBS News pada Selasa (30/6/2015). Menurutnya, jeruk mengandung kimiawi 'photoactive' tertentu seperti psoralens dan furocoumarins yang dikenal mampu membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun jeruk berpotensi membuat beberapa orang rentan dengan sengatan matahari, bukan jus jeruk yang harus dihindari. Jeruk tidak dapat menyakiti Anda tanpa paparan sinar matahari yang sangat banyak. Lindungi kulit dengan berada di tempat teduh, menggunakan tabir surya, dan mengenakan topi," ungkap Abrar.

Baca juga: Lebam Sekujur Tubuh, Wanita Ini Ternyata Kena Kanker Darah Langka

Saran juga disampaikan oleh peneliti kanker kulit, Marianne Berwick. "Saya tidak berpikir masyarakat umum melakukan perubahan hanya berdasarkan pada penelitian ini. Anda tetap membutuhkan berbagai jenis buah dan sayuran," ucap Marianne, profesor dermatologi di University of New Mexico di Albuquerque. Marianne juga mengatakan bahwa tidak ada penjelasan untuk hal tersebut dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan adanya hubungan jeruk dan melanoma.

dr Gary Schwartz, juru bicara American Society of Clinical Oncology (ASCO) setuju dengan Marianne. "Meskipun hasil penelitian menarik, masih jauh untuk merekomendasikan secara luas untuk mengganti konsumsi anggur atau jeruk. Hingga muncul data yang pasti, kita harus tetap berhati-hati dengan melindungi kulit dari paparan sinar matahari," ucap Gary.

Pada penelitian, peneliti menganalisis data dari dua penelitian kesehatan profesional Amerika Serikat. Setiap tahun, partisipan menjawab dengan detail survei mengenai kesehatan dan gaya hidup mereka. Penelitian yang dilakukan lebih dari 25 tahun tersebut menemukan bahwa 1.800 lebih orang yang memiliki melanoma berasal dari mereka yang teratur minum jus jeruk atau mengonsumsi anggur. Hal itu benar sesuai dengan penemuan peneliti, meskipun faktor lain juga diperhitungkan seperti laporan paparan terkena sinar matahari dan catatan sengatan matahari.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi jus jeruk minimal sekali sehari memiliki 25 persen kecenderungan timbul melanoma daripada yang meminum jus lebih sedikit dalam satu pekan. Begitupun dengan orang yang makan anggur minimal tiga kali dalam satu pekan memiliki risiko melanoma lebih tinggi 41 persen dibandingkan dengan yang tidak pernah memakannya.

Baca juga: Simpel, Tapi Rajin Pakai Tabir Surya Ampuh Cegah Kanker Kulit (ajg/vit)

Berita Terkait