Interferon ditambah ribavarin adalah satu-satunya pengobatan Hepatitis C yang tersedia saat ini di Indonesia. Pemakaiannya beragam tergantung kondisi pasien bisa tiga bulan sampai di atas satu tahun.
Radit dari Koalisi Obat Murah yang juga seorang pengidap Hepatitis C bercerita pengalamannya memakai Interferon. Pada tahun 2006 ia menjadi partisipan program uji coba sehingga bisa memiliki akses gratis terhadap obat yang saat itu berharga sekitar Rp 2,5 juta per paket untuk seminggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kenali Perbedaan Hepatitis A, B, C, D dan E
"Wah parah jadi lagi berdiri aja tiba-tiba jatuh, terus lagi meeting tahu-tahu muntah. Itu gue disuntik Senin dan kejadian efek sampingnya Kamis. Mulai ngerasa enak itu bisa makan hari Minggu akhir," ujar Radit ketika ditemui di Taman Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2015).
Tiga bulan berlalu dan setelah diperiksa jumlah virus yang ada dihati Radit turun sekitar 100 ribu tak sesuai harapan. Akhirnya setelah 6 bulan ia pun memilih berhenti pengobatan meski sebenarnya penyakit bisa disembuhkan.
Pengidap Hepatitis C lain Budi Rissetyabudi Darma Adi juga memiliki pengalaman serupa. Budi yang akrab dipanggil Bani ini bahkan sudah tak kuat setelah tiga bulan memakai obat.
"Panas tinggi, depresi, diare, berat badan turun, banyak lah efek itu. Sekarang saya enggak pakai apa-apa pasrah aja. Kalau pakai JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sekarang gratis tapi saya tetap enggak pakai, kesuksesan sedikit efek sampingnya berat," kata Bani ditemui di tempat yang sama.
Radit dan Bani adalah anggota dari Koalisi Obat Murah. Memperingati hari Hepatitis Sedunia keduanya ikut serta aksi demonstrasi damai yang menuntut pemerintah segera menyediakan obat aman dan efektif yang sudah ada namun tak bisa masuk Indonesia karena belum berizin.
Baca juga: BPOM: Obat Hepatitis C Sofosbuvir Masih Diproses dan Masuk Prioritas (fds/up)











































