Ongkos berobat untuk filariasis mungkin tidak seberapa, dalam setahun 'cuma' Rp 589.665. Demikian hasil survei yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 2000, terkait dampak ekonomis penyakit kaki gajah.
Namun hilangnya produktivitas akibat kecacatan yang ditimbulkannya jika diuangkan bisa mencapai Rp 1.146.263. Lalu berkurangnya produktivitas keluarga yang harus merawat pasien, ditaksir Rp 887.752. Belum lagi biaya tindakan, yang rata-rata Rp 132.260.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hingga 2015, Dinkes Bogor Temukan 55 Kasus Kronis Kaki Gajah
Jika dihitung rata-rata mikrofilaria di Indonesia adalah 4,7 persen, maka jumlah penduduk yang berisiko di daerah endemis adalah 102.279.736 jiwa. Jika ditotal, kerugian berdasarkan perhitungan di atas bisa mencapai Rp 13.245.807.890.
Salah satu upaya untuk mengeliminasi penyakit kaki gajah adalah dengan pemberian obat secara massal, serentak di seluruh daerah endemis selama 5 tahun. Obat yang diberikan adalah albendazol dan dietilcarbamazine citrate (DEC).
Baca juga: Gerakan Eliminasi Kaki Gajah Akan Diluncurkan Presiden di Cibinong
(up/vit)











































