"Dahulu, mahasiswa kami kalau diskrining selalu ada yang mikrofilariasis. Terakhir tahun 1992-1993, kami masih temukan mahasiswa asal Rawasari (Jakarta Pusat) yang positif," kata Prof Dr Agnes Kurniawan, SpMK, ahli parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, baru-baru ini.
Menurut Prof Agnes, kondisi saat ini mengalami perubahan. Makin banyaknya pendatang membuat peta endemisitas bergeser ke daerah pinggiran. Mikrofilariasis atau infeksi anak cacing filaria penyebab kaki gajah banyak ditemukan di kota-kota penyangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orangnya kan juga mobile, jadi itulah kenapa penyakit ini nggak selesai," kata dr Fikrotul Ulya, Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Puskesmas Kecamatan Limo, Kabupaten Depok yang dalam setahun terkhir mencatat 2 kasus kronis kaki gajah di wilayahnya.
Baca juga: Kemenkes: Seluruh Jabodetabek Masuk Target Eliminasi Kaki Gajah
Kondisi serupa juga dijumpai di Kabupaten Bogor. Hingga tahun 2015, wilayah ini mencatat kasus kronis kaki gajah sebanyak 55 kasus dengan jumlah kasus terbanyak di Kecamatan Bojonggede yakni 8 kasus. Bahkan hingga Mei 2015, dilaporkan ada tambahan 5 kasus yang baru terungkap.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sebenarnya sudah memulai program pemberian obat massal berupa kombinasi albendazole dan DEC (diethylcarbamazine citrate) sejak 2008 di 3 kecamatan, yakni kecamatan Rumpin, Parungpanjang, dan Gunungsindur. Namun progam tersebut dinilai kurang efektif karena kurang serempak.
"Kota Bogor sudah lebih dulu bebas kaki gajah. Padahal kita sudah lebih dulu memulai, tapi ya karena masih parsial itu tadi," kata dr Kusnadi, Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Bogor yang pada Oktober 2015 akan menjadi tuan rumah peluncuran gerakan nasional Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga), kembali akan melakukan pemberian obat massal di 40 kabupaten. Kali ini, tantangannya adalah wilayah Kabupaten Bogor yang begitu luas sehingga butuh upaya ekstra untuk menjangkau seluruh wilayahnya.
"Tantangannya memang kita kekurangan tenaga medis. Kalau saya bilang, Kabupaten Bogor ini tidak cukup dijelajahi dalam 2 hari," kata dr Kusnadi.
Baca juga: Hingga 2015, Dinkes Bogor Temukan 55 Kasus Kronis Kaki Gajah
![]() |












































