Peneliti mengatakan tingkat polusi udara di negara seperti Suriah dan Irak berkurang secara drastis. Kandungan nitrogen dioksida terutama telah berkurang sampai 50 persen di kota Damaskus.
Nitrogen dioksida sendiri adalah polutan yang dihasilkan ketika bahan bakar fosil dibakar dan kebanyakan datang dari kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Efek Jahat Polusi Udara Bisa Dilawan dengan Vitamin C
"Kami tidak bilang bahwa peperangan ini 'menguntungkan' orang-orang Suriah. Tapi bahwa memang ada fakta perang telah meningkatkan kualitas udara di sana," kata Dr Lelieveld seperti dikutip dari BBC pada Senin (24/8/2015).
Namun demikian di kota terdekat seperti Lebanon, Dr Lelieveld mengatakan ada peningkatan nitrogen dioksida sampai 30 persen. Kemungkinan besar peningkatan ini karena pengungsi yang berpindah menghindari wilayah perang.
"Anda bisa melihat ke mana saja orang-orang Suriah berpindah; Anda bisa mengidentifikasi adanya kamp di Utara Jordan dan juga kota seperti tripoli dan Beirut," kata Dr Lelieveld.
"Konsumsi energi ditempat itu bertambah," lanjutnya.
Diharapkan studi yang telah dipublikasi di jurnal Science Advances ini bisa membantu proyeksi emisi global karena bila dibiarkan peningkatan jumlah polutan disebut-sebut bisa memengaruhi iklim.
Baca juga: Polusi Udara Parah di China Tewaskan 1,2 Juta Orang Tiap Tahun (fds/up)











































