487 Pasangan suami istri di Amerika diteliti untuk melihat dampak pembagian tugas mengasuh anak terhadap kehidupan seksual suami istri. Diketahui orang tua yang berbagi tugas dalam mengasuh anak memiliki kepuasan yang lebih besar secara emosional dan dan seksual. Sedangkan jika istri lebih banyak porsinya dalam mengasuh anak, baik istri maupun suami ternyata menyebut kehidupan seksnya kurang memuaskan.
487 Pasangan tersebut dipilih secara acak. Dalam kelompok itu, termasuk pula pasangan berpenghasilan rendah hingga sedang, memiliki anak yang tinggal dengan mereka, dan usia istri di bawah 45 tahun. 487 Pasangan itu diperoleh setelah sebelumnya peneliti melakukan survei pada 605 pasangan. Dikutip dari BBC dan ditulis pada Senin (24/5/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang disajikan dalam pertemuan American Sociological Association menunjukkan bahwa pasangan suami istri di mana istri melakukan lebih dari 60 persen pengasuhan anak memiiki skor paling buruk terkait kehidupan seksnya. Pasangan tersebut sering kali berkonflik sehingga berdampak pada kualitas kehidupan seks.
Peneliti menyebut saat suami terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak, tidak terlihat adanya dampak negatif pada kualitas hubungan dengan pasangannya. Peneliti masih penasaran dan ingin melakukan beberapa penelitian lagi untuk mencari tahu mengapa pasangan yang lebih berbagi tanggung jawab dalam pengasuhan anak cenderung memiliki hubungan yang lebih baik.
Baca juga: Jangan Terlalu Serius, Banyak Bercanda Justru Lebih Tingkatkan Gairah Bercinta
Prof Sir Cary Cooper, seorang ahli psikologi organisasi dan kesehatan di Manchester Business School, mengatakan temuan dalam studi itu masuk akal. Akan tetapi peneliti perlu mengungkapkan lebih lanjut terkait pasangan suami istri seperti apa yang berbagi tanggung jawab dalam mengasuh anak.
Menurut Prof Cooper, jika sang suami merupakan pria yang baru saja menikah dengan perempuan yang sudah memiliki anak, lalu dia ikut berbagi tugas dalam mengasuh anak, bisa jadi dia sedang 'berinvestasi' dalam hubungan rumah tangganya. Pun bila sang suami memiliki pekerjaan yang fleksibel, sehingga punya cukup waktu untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak dan pekerjaan domestik lainnya bersama dengan istrinya.
"Tapi semakin banyak suami yang memiliki banyak tekanan sehingga tidak bisa melakukan pekerjaan itu. Pertanyaannya apakah hal ini akan membuat perbedaan dalam hubungannya. Saya pikir bisa," ucap Prof Cooper. (vit/up)











































