dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya menyampaikan bahwa menyanyi, bercerita, atau ajak anak bicara adalah beberapa di antaranya. Hal-hal tersebut juga membutuhkan kemampuan mendengar, yang membuat anak harus merangkai dan membunyikan kata demi kata.
"Pada saat ngobrol, gunakan pertanyaan terbuka yang akan merangsang anak bicara lebih banyak. Misal, daripada bertanya 'Eh tadi kamu main ya di sekolah?', tanyakan "Eh, tadi kamu ngapain saja?," ujar dr Meta kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (16/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anak Alami Gangguan Bicara atau Pendiam, Bagaimana Membedakannya?
"Kegiatan ini bisa merangsang bicara anak karena kegiatan tersebut mengandung unsur komunikasi yang penting untuk kemampuan bicara anak, di mana proses bicara diawali dengan input-proses-output," imbuh Rita. Nah, bagaimana dengan cara merangsang kemampuan anak berbicara menggunakan gadget seperti yang banyak dilakukan orang tua masa kini?
dr Meta menuturkan bahwa sebenarnya American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan anak di bawah 2 tahun sama sekali tidak diperkenalkan dengan screen time (gadget atau TV). Anak sebaiknya baru diperkenalkan jika sudah berusia di atas 2 tahun, itu pun dengan pembatasan.
Senada dengan dr Meta, Rita menyebutkan boleh saja pada usia tertentu anak diberikan rangsangan bicara melalui gadget. Namun tetap perlu adanya interaktif oleh orang tua atau pendamping.
"Walaupun anak diberikan mainan edukatif yang sangat bagus dan berfungsi merangsang kecerdasan otak, tanpa interaktif orang tua atau pendamping maka akan sia-sia. Bukannya merangsang kecerdasan otak untuk kemampuan bicara, sebaliknya anak justru malah memiliki dunia sendiri dan asyik sendiri sehingga mainan itu tidak bermanfaat," tegas Rita.
Baca juga: Di Usia Ini, Anak Biasanya Sudah Mulai Belajar Bicara
(ajg/rdn)











































